Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Minggu, 06 Januari 2013

HIDUP BERAWAL DARI MIMPI


HIDUP BERAWAL DARI MIMPI
oleh: Henggar Dimas P

Kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang paling diinginkan oleh semua orang. Semua orang salalu bermimpi untuk memperoleh kehidupan yang sukses. Tapi banyak orang juga yang enggan untuk memimpikan suatu hal atau cita-cita karna hanya membuang-waktu saja. Padahal bagiku memimpikan suatu cita-cita itu sangat penting. Karena aku beranggapan bahwa hidup itu berawal dari mimpi, karena dari mimpi semua hal dapat terjadi. Kita harus berani memimpikan sesuatu, karena dari mimpi itu kita dapat mengkonsep sesuatu. aku beranggapan seperti ini karena aku pernah mengalami sendiri.
Pada saat itu ketika aku masih kecil dan belum mengerti apa-apa orang tuaku mengajariku segala hal, dari hal yang sepele hingga hal yang besar. Hingga tiba pada suatu saat ketika aku dan ayuhku berada diruang tamu terdengar dengan tegas dan lantang sebuah kalimat terucap dari bibir ayahku.
“Nak, menentukan hidup dan cita-cita itu tidak mudah, Kita harus berani bermimpi untuk mencapai itu, karena dari mimpi itu kita dapat mencapai cita-cita yang kita inginkan. Tapi ingat satu hal, kamu jangan terlalu menggantungkan cita-citamu pada sebuah mimpi, kamu juga harus berusah dan berdoa untuk menggapai mimpi itu.”
“Ya pak.” Jawabku.
Darisitu aku mulai mengerti bahwa hidup itu tidak mudah, kita harus berani bermimpi dan kita juga harus berusaha untuk menggapai mimpi itu, tidak hanya itu, kita juga harus menyertai usaha kita dengan berdoa kepada tuhan YME.
Aku ingin sekali bermain sepak bola. Aku ingin menjadi pamain sepak bola yang handal. Aku ingin dengan sepak bola aku bisa membuat bangga orang yang aku kenal. Aku sangat bermimpi menjadi pemain bola yang handal, dan aku ingin sekali mewujudkan mimpiku itu.
Pada suatu saat ketika aku dan ayahku sedang menonton sepak bola di tv, tiba-tiba suara ayahku memecahkan keheningan yang saat itu aku sedang asik menonton tv.
“Nak, apakah kau ingin seperti itu?”
“Iya pak, aku ingin menjadi pemain bola yang hebat.”
“Kau yakin dengan itu?” Tanya ayahku.
“Iya pak, aku sudah yakin.”
“Agar kamu menjadi mahir bermain bola, setiap sore kamu harus rutin berlatih sepak bola.”
“Tapi aku malu dengan teman-temanku, teman-temanku sudah mahir bermain bola, sedangkan aku belum.” Jawabku sambil menundukan kepala.
“Begini saja, besok bapak carikan sekolah sepak bola, kamu bisa berlatih sepak bola di sana.”
“Yang benar pak, terima kasih ya pak.” Jawabku sambil merasa sangat senang.
Aku merasa sangat senang dengan apa yang tadi ayahku katakan kepadaku. Aku akan bisa bermain sepak bola. Lalu aku mulai mempersiapkan apa yang harus aku siapkan. Tapi aku ingat dalam bermain bola aku harus menggunakan sepatu sepak bola, sedangkan aku tidak punya sepatu sepak bola. Akhirnya pada suatu hari aku meminta ayahku untuk membelikan sepasang sepatu sepak bola.
“Pak, aku tidak punya sepatu bola.”
“Aku sudah tau maksudmu, aku sudah memprsiapkan itu. Besok bapak berencana untuk membelikanmu sepasang sepatu sepak bola.” Jawab ayah dengan memotong perkataanku yang belum selesai ku ucapkan.
“Ha..haa..haa… bapak tau aja dengan apa yang aku inginkan.” Jawabku sambil tertawa.
Dan beberapa hari kemudian ayahku sudah membelikanku sepasang sepatu bola. Akupun sudah bisa bermain sepak bola.
Lalu tiba saatnya ayahku mengantarkanku ke sebuah tempat sekolah sepak bola. Dan akupun didaftarkan untuk berlatih disitu.
“Permisi pak, apa disini masih menerima anak untuk berlatih sepak bola” Tanya ayahku kepada sosok lelaki yang tinggi besar.
“Iya pak, disini masih menerima anak lagi, apakah bapak ingin mendaftarkan anak anda disini?”
“Iya, saya akan mendaftarkan anak saya disini.”
“Iya pak, ini fomulirnya diisi dulu!” kata laki-laki itu sambil menyodorkan sebuah formulir.
“Ini jadwal latihannya hari apa saja?”
“Owh iya, hari latihannya sabtu jam 3 sore dan minggu pagi jam 8.” Jawab laki-laki itu.
“ Iya pak, ini formulirnya sudah saya isi.”
Akhirnya aku dan ayahkupun pulang kerumah. Aku merasa senang karena sudah diterima di sebuah sekolah sepak bola. Dan mulai besok aku sudah bisa bermain bola. Beberapa hari kemudian akupun sudah ikut dalam latihan itu. Aku sangat bersemangat dalam berlatih. Hari demi hari akupun mengikuti latihan, tak terasa sudah satu bulan lebih aku mengikuti latihan itu. Dan lama-kelamaan akupun sudah bisa bermain bola. Aku sekarang sudah tidak malu lagi untuk bermain bola dengan teman-temanku. Hampir setiap sore aku bermain sepak bola bersama teman-temanku di lapangan
Pada suatu saat di desaku akan diadakan pemilihan pemain sepak bola untuk mewakili desaku yang akan mengikuti tournament sepak bola. Lalu aku dan teman-temankupun mengikuti seleksi itu. Namun pada saat itu aku sangat sedih karena ada seorang pemuda yang mengejekku.
“Hey kau, mainmu itu sangat buruk, kau itu tidak lebih dari seorang anak kecil yang tidak tau tentang sepak bola. Hhhhhaaaaa…haaaaa….” Ejek seorang pemuda sambil tertawa dengan senangnya.
Mendengar ejekan itu akupun terasa sangat sedih. Dan aku merasa sangat berputus asa. Akupun langsung pulang kerumah sambil menundukan kepala. Lalu akupun masuk kedalam kamar. Aku hanya bisa merenung
“Aku itu memang tidak pantas bermain bola. Aku memang bodoh.’’ Ujarku dalam hati.
Tau aku sedang merasa sedih, ayahkupun mendekatiki dan bertanya sesuatu kepadaku.
“Kau kenapa nak?”
“Gapapa pak”
“Bapak sudah tau dengan apa yang tadi sore kamu alami di lapangan.”
“Iya pak.” Jawabku.
“Kamu tidak usah bersedih, kamu harus terus berlatih, kamu tidak boleh putus asa agar bisa menjadi seperti mereka.”
“Iya pak, aku akan terus berusaha, aku akan lebih giat berlatih.”
Selanjutnya akupun lebih giat berlatih. Setiap sore aku selalu berlatih dengan giat dan semangat. Bermacam-macam teknik dalam sepak bola aku pelajari sendiri yang aku dapat ketika aku menonton sepak bola di tv. Rasanya sulit untuk mempelajari teknik dalam sepak bola. Tapi akupun salalu berusaha. Dan akhirnya lama kelamaan sedikit demi sedikit aku sudah bisa menggunakan teknik-teknik itu.
            Dan tak terasa akupun sekarang sudah masuk SMA, aku sekarang sudah semakin matang dalam bermain sepak bola. Ketika aku kelas sepuluh aku sudah bisa membawa kelasku masuk ke babak semifinal di liga samansago. Walaupun itu bukan hasil yang sempurna tapi bagiku itu sudah  bagus, karna kelas kami adalah satu-satunya kelas sepuluh yang mencapai babak semifinal.
            Mulai dari situ aku mulai semangat dalam sepak bola ditambah lagi dengan adanya seorang teman wanitaku yang sangat mendukung aku dalam bermain sepak bola. Aku sangat mengagumi gadis itu. Karna gadis itu sangat baik kepadaku. Dia selalu mengerti dengan apa yang aku inginkan.
Dan tak sadar akupun naik kelas ke kelas sebelas, aku masuk ke kelas XII IPS 1. Aku dengan teman sekelasku selalu bermain sepak bola bersama. Aku sangat semangat untuk bermain bola. Dan ditambah lagi si Gadis itu satu kelas denganku.
Tibalah saatnya ketika liga Smansago digelar kembali, aku sangat semangat untuk mengikutinya. Pertandingan demi pertandingan kami lewati dengan bersusah payah. Butuh banyak pengorbanan untuk melewati pertandingan-pertandingan itu. Sampai kakikupun sobek, dan akupun pergi ke dokter. Dan kakiku di jahit, akupun 4 hari tidak masuk sekolah karna tidak bisa jalan.
Setelah sembuh aku kembali berangkat ke sekolah, akupun sudah bisa kembali bermain bola. Meski kakiku belum sembuh benar, aku tetap memaksakan diri untuk mengikuti pertandingan, karena itu adalah pertandingan final. Setalah bertanding dengan penuh semangat akhirnya kelas kamipun memenangkan pertandingan dan  menjadi juara liga Smansago.
Aku merasa sangat senang dan bangga dengan kemenangan ini. Ini pertama kalinya aku dan teman-temanku menjadi juara. Dan yang lebih membuat diriku senang adalah ketika aku dipilih sebagai pemain terbaik dalam liga Smansago. Aku sangat bangga dengan pencapaianku itu.
Beberapa hari kemudian aku dan teman-temanku mendapat surat tugas dari sekolah untuk mewakili sekolah mengikuti tournament footsall. Dan disitu kamipun mendapat juara 2. Itu adalah pencapaian pertama dalam mengikuti tournament footsall antar sekolah se-kabupaten Kebumen. Dan kemudian aku juga mendapat surat tugas untuk mengikuti seleksi POPDA. Ini adalah pertama kalinya aku mengikuti seleksi POPDA. Dan akupun terpilih. Tapi sayangnya tim POPDA kami hanya mendapat juara tiga. Tapi aku sudah sangat bersukur kepada allah.
Pada saat aku sedang duduk sambil menonton tv, tiba-tiba handphoneku berbunyi, lalu aku mengangkatnya. Tak disangka telephone itu adalah dari pelatih sepak bola desaku.
“Hallo…. Assalamu’alaikum….”
“Waallaikum salam, ada apa pak?”  jawabku.
“Begini lo… besok kan desa kita akan mengikuti tournament sepak bola, lha kamu saya suruh ikut. Mau ga?”
“Iya mau banget aku pak..” jawabku sambil tersenyum.
Dan akupun bisa masuk tim di desaku dan mengikuti tournament antar kabupaten. Sebenarnya aku sangat grogi bermain dengan para senior-seniorku, tapi lama kelamaan aku sudah terbiasa. Dan akhirnya desa kamipun bisa penjadi juara satu dalam tournament itu. Aku sangat bangga dengan hasil itu.
Sejak saat itu akupun selalu diberi kepercayaan untuk membela desaku. Aku percaya ini adalah anugrah dari allah yang diberikan kepadaku. Aku yakin bahwa sebuah mimpi dapat membuat jalan hidup seseorang. Karna hidup berawal dari mimpi, tapi kita juga harus berusaha dan berdoa untuk menggapai mimpi itu. Dan pengorbanan adalah sebuah usaha untuk mencapai sebuah mimpi. Kita harus yakin dengan mimpi kita. Jangan takutlah untuk bermimpi, karna dengan mimpi semua hal dapat terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar