Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Sabtu, 12 Januari 2013

Pentingnya Keteladanan Guru


Tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan pendidikan yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT), berakhlak mulia, cakap, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.


Pencapaian tujuan tersebut tidak cukup hanya dengan penguasaan materi saja, baik melalui teori dan prakteknya, tetapi juga melalui pembianaan akhlak siswa. Upaya penciptaan manusia yang paripurna seperti termaktub pada fungsi pendidikan tidak hanya membutuhkan  kompetensi guru dalam penguasaan materi dan metode mengajar yang tepat, tetapi juga guru mampu memberikan keteladanan dalam ucapan, sikap dan perilaku sehari-hari, utamanya ketika dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Kepala sekolah hendaknya dapat selalu menekankan kepada setiap guru, hendaknya mereka bisa menjadi contoh, tidak hanya bagi keluarganya saja, tetapi juga bagi masyarakat dan khususnya kepada para siswanya. Sikap guru harus dapat menjadi ukuran bagi sikap siswa. Artinya, guru selalu menjadi barometer sikap siswa. Kalau gurunya tidak baik sikapnya, biasanya siswanya lebih parah lagi. Guru hendaknya dapat menunjukkan sikap yang sopan, ucapan yang menyejukkan dan mempunyai pribadi yang menyenangkan semua siswanya, sehingga siswa tidak menganggap guru sebagai pengawas yang menakutkan, tetapi dapat menjadi teman, ayah dan kakak bagi siswa-siswanya.

Dalam upaya pembinaan religiusitas perilaku siswa di sekolah, seorang guru dituntut untuk mampu menjadi teladan bagi siswanya, utamanya dalam kehidupan sehari-hari. Cara tersebut berangkat dari  asumsi bahwa manusia terutama anak-anak dan remaja suka meniru-niru, baik yang baik maupun yang buruk.
Al-Qur’an menjelaskan dengan tegas tentang pentingnya pemberian contoh teladan terhadap manusia. Ia menyuruh kita untuk mempelajari tindak tanduk Rasulullah SAW. dan menjadikannya panutan yang paling utama. Muhammad Qutb, bahkan mengisyaratkan bahwa pada diri Nabi,  Allah menyusun suatu bentuk sempurna, suatu yang hidup dan abadi sepanjang sejarah masih berlangsung. Suri teladan dapat menjadi alat peraga langsung bagi peserta didik.

Bila guru yang memberi contoh aplikasi nilai-nilai luhur agama, maka peserta didik akan mempercayainya, karena yang mencontohkannya adalah orang kedua yang dipercayainya sesudah orang tuanya. Islam tidak menyajikan keteladanan hanya sekedar dikagumi, tapi untuk diinternalisasikan, kemudian diterapkan dalam pribadi masing-masing dalam kehidupan sosial-masyarakat. Diharapkan setiap peserta didik mampu malayani nilai-nilai luhur agama sesuai dengan kemampuan masing-masing


Konsep keteladanan guru inilah yang diterapkan di SD Mutiara Islam. Semua SDM di SD Mutiara islam, baik tenaga kependidikan guru maupun non guru adalah Guru. Semua adalah guru. Jadi, tenaga kebersihan pun adalah juga guru, yang harus memberikan keteladanan sikap Islami kepada seluruh siswa SD Mutiara islam.


 Keteladanan, Sebuah Metode Pendidikan
Rasulullah saw. merepresentasikan dan mengekspresikan apa yang ingin diajarkan melalui tindakannya dan kemudian menerjemahkan tindakannya ke dalam kata-kata. Bagaimana memuja Allah swt., bagaimana bersikap sederhana, bagaimana duduk dalam salat dan do’a, bagaimana makan, bagaimana tertawa, dan lain sebagainya, menjadi acuan bagi para sahabat, sekaligus merupakan materi pendidikan yang tidak langsung.
Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya, merupakan cerminan kandungan Al-Qur’an secara utuh, sebagaimana firman Allah swt. dalam surat al-Ahzab/33:21 yang sudah dikutip di atas. Adapun hadis tentang metode keteladanan, yaitu:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا.
Artinya: Hadis dari Abdullah ibn Yusuf, katanya Malik memberitakan pada kami dari Amir ibn Abdullah ibn Zubair dari ‘Amar ibn Sulmi az-Zarâqi dari Abi Qatadah al-Anshâri, bahwa Rasulullah saw. salat sambil membawa Umâmah binti Zainab binti Rasulullah saw. dari (pernikahannya) dengan Abu al-Ash ibn Rabi’ah ibn Abdu Syams. Bila sujud, beliau menaruhnya dan bila berdiri beliau menggendongnya. (al-Bukhâri, I, 1987: 193)
Asbab al-wurud, hadis ini yaitu ketika itu orang-orang Arab sangat membenci anak perempuan. Rasulullah saw. memberitahukan pada mereka tentang kemuliaan kedudukan anak perempuan. Rasulullah saw. memberitahukannya dengan tindakan, yaitu dengan menggendong Umamah (cucu Rasulullah saw.) di pundaknya ketika salat. Makna yang dapat dipahami bahwa perilaku tersebut dilakukan Rasulullah saw. untuk menentang kebiasaan orang Arab yang membenci anak perempuan. Rasulullah saw. menyelisihi kebiasaan mereka, bahkan dalam salat sekalipun. (al-Asqalani, II, 1379H: 591-592). al-Hamd (2002: 27), mengatakan bahwa guru itu besar di mata anak didiknya, apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena anak didik akan meniru dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya, maka wajiblah guru memberikan teladan yang baik.


Daftar Pustaka:
Al-Bukhâri, Ismâil, Muhammad, Abu Abdullah. Al- Al-Jâmi’ al-Shahĩh al-Mukhtasar, Juz 1. Beirut: Dâr Ibnu Kaşir al-Yamâmah, 1987
Al-Asqalâni, Abu al-Fâdhil ibn Hajar, ibn Ali, Ahmad. Fathul Bâri Syarah Shahih al-Bukhâri. Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1379 H.
Al- Hamd, bin Ibrahim, Muhammad. Maal Muallimîn, terj. Ahmad Syaikhu. Jakarta: Dârul Hâq, 2002.

Sumber:  http://www.sdmutiaraislam.com/2011/11/pentingnya-keteladanan-guru.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar