Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup, Tujuan,
dan Sistem Klasifikasi
Klasifikasi Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang
mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila
dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke
dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok
makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.
Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau
pada takson yang berbeda disebut taksonomi.
1. Tujuan dan manfaat klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari.
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap
jenis.
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
d. mengetahui hubungan kekerabatan.
Manfaat dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam
mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat
kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.
2. Tahapan klasifikasi
a. Pengamatan sifat makhluk hidup.
Pengamatan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam
proses ini adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk
hidup yang lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku,
bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi.
b. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati.
Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan makhluk
hidup. Dasar pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau persamaan dan
perbedaan makhluk hidup yang diamati.
c. Pemberian nama makhluk hidup.
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam
klasifikasi. Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian
nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature).
3. Sistem klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup
dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem
filogenik.
a. Sistem buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar
dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus
(1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat
dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma.
Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan
yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang
digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
b. Sistem alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan system alami menghendaki
terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles
pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu
pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga
terbentuk takson-takson yang alami.
Misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan
sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun
seperti pita, dan sebagainya.
c. Sistem filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan
makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin
dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi
antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti
makin jauh hubungan kekerabatannya.
Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan
dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu
pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA,
dan susunan protein organisme.
keren
BalasHapusmakasih yaaaa
BalasHapusMakasih Bermutu buat aku yg lagi PTS
BalasHapusMamtap
BalasHapusPanjamg kali
bangsat
BalasHapuspasti yang buat nya nyontek
BalasHapus