PENGARUH NARKOBA TERHADAP SISTEM
SARAF MANUSIA
Disusun utuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu :Dr. Sunarti, M.Pd.
Disusun Oleh :
Afifah Rizki Yunitasari (11144600103)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2011/2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah,rahmat,dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ PENGARUH NARKOBA TERHADAP SISTEM
SARAF MANUSIA “ ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penyusunan Makalah ini sehingga dapat selesai pada
waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
kritik dan saran Penulis harapkan untuk membantu dalam perbaikan. Semoga
Makalah ini berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di dalam negara yang berkembang
terdapat modernisasi sebagai proses kemajuan hidup manusia dengan ditandai
perubahan-perubahan yang terjadi disegala aspek kehidupan. Era
modernisasii yang bergerak begitu cepat dan penuh tekanan menyebabkan banyaknya
orang yang mencari cara untuk menghindar dari tekanan-tekanan tersebut,dimana
Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, agama, dan budaya. Seiring dengan
perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan pengaruh budaya
luar yang datang ke Indonesia mengakibatkan munculnya budaya baru di Indonesia,
dimana budaya yang mampu membuat para remaja menuju hal yang negative.Banyak
dari mereka yang akhirnya terlibat dalam pergaulan tidak sehat.Ditambah lagi,
era globalisasi seperti saat ini mempengaruhi dan bahkan membuat nilai-nilai
moral dalam kehidupan menjadi kurang diperhatikan lagi. Pergaulan bebas yang
tidak sehat dapat mengarah ke banyak hal yang tidak baik , salah satunya adalah
narkoba. Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak adanya atau kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai efek samping atau akibat yang dapat ditimbulkan
dari penggunaan obat terlarang tersebut.Perubahan budaya yang terjadi mengakibatkan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat Indonesia cenderung dilupakan.Dan nilai agama cenderung
disisihkan.Para remaja yang terjebak kepergaulan yang rusak tersebut umumnya
disebabkan oleh keluarga yang hancur dan kurang mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tuanya.Tetapi sekarang ini banyak para remaja yang terjerumus
berasal dari keluarga yang harmonis.Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat.Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah
kaum muda atau remaja.
Masalah pokok
remaja berpangkal pada pencarian identitas diri.Mereka mengalami krisis
identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah
besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa.Identitas
diri adalah kepastian posisi sosial dalam lingkup pergaulan di mana seseorang
berada.
Sejauh
mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung dari sejauh mana remaja
mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa tersinggung oleh seseorang di
sekitarnya; menempatkan diri dengan wajar dalam relasinya dengan teman sebaya;
memperoleh tokoh idola untuk pencapaian identitas diri yang mantap, baik dalam
kelompok rekan sebaya (peer) atau dalam keluarga; menerima diri apa adanya;
mengendalikan intensitas emosi yang kurang menguntungkan karena keterbatasan tersebut
dengan mengompensasi melalui pencapaian prestasi sekolah/sosialnya.
Selain itu sejauh mana mampu
mengendalikan melambungnya ambisi dan angan-angan karena meningkatnya kebutuhan
perkembangan sosialisasi; mengenali dan mendapat peluang melatih pengendalian
kebutuhan biologis baru, dalam hal ini dorongan seksual, tanpa mengurangi
pemanfaatan lingkungan pergaulan guna mencapai kemampuan sosialisasi seoptimal
mungkin; serta merasa memperoleh pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga
dalam kondisi kerentanan oleh krisis identitas tersebut.
Hambatan dalam proses sosialisasi
merupakan manifestasi kelemahan fungsi kepribadian yang menyebabkan labilitas
emosional sehingga tingkat toleransi stres pun relatif rendah. Ia mudah
menyerah, kurang memiliki daya juang, dan rendah ketekunannya dalam belajar
mengatasi masalah. Remaja tipe ini rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan
narkoba.
Para remaja tersebut hanya ingin mengikuti sebuah metode
yang lagi berkembang dan ingin disebut sebagai anak gaul. Sebab lainnya yaitu
tipisnya iman para remaja dan kurangnya pengetahuan remaja tentang agama yan
disebabkan kendala orang tua yang tak mengenalkan agama secara mendalam
kepadapara remaja tersebut.Penggunaan obat terlarang tersebut
mendorong maraknya penggunaan narkoba. Maraknya penggunaan narkoba saat ini
tidak hanya trendy di kalangan
parapemuda yang sudah tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini
penggunaannarkoba telah merajalela di kalangan para pelajar, orang dewasa dan
bahkan pada usialanjut. Semua itu dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai
bahaya narkoba dankurangnya sosialisasi dampak-dampak penggunaan narkoba bagi
kesehatan. Olehkarena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai dampak
penggunaannarkoba terhadap sistem saraf manusia.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Narkoba?
2. Apakah Pengertian Sistem Saraf?
3. Bagaimanakah Pengaruh Narkoba
Terhadap Sistem Saraf?
4. Bagaimana Cara Mencegah dan Cara
Pengobatannya?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian
Narkoba.
2. Menjelaskan pengertian sistem saraf.
3. Menjelaskan pengaruh narkoba
terhadap sistem saraf.
4. Menjelaskan bagaimana mencegah dan
pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat
Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif.Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seseorangseperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika
masuk kedalamtubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup,
disuntik, intravena danlain-lain sebagainya.Semua istilah ini, baik
"narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompoksenyawa
yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurutpakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yangbiasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untukpenyakit tertentu.Namun, kini narkoba mengalami pergeseran arti dan
umumnyamengacu pada pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin
pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya masih berusia muda. Artinya usia
tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Seseorang yang mengonsumsi
narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat
ini.Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar
tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Adapun
jenis-jenis narkoba:
Berdasarkan
bahannya, narkoba digolongkan atas:
1.
Narkoba Golongan 1, (Alam) terdiri
dari :
a. Tanaman Papaver Somniferum L.Kokainkokaina
Heroin
b. Morphine (Putaw)
c. Ganja
2.
Narkoba Golongan 2 (Semisintetis)
:
Alfasetilmetadol, Benzetidin,Betametadol
3. Narkoba Golongan 3 (Sisntetis) :Asetildihidrokodenia.
Sedangkan,
berdasarkan efek yang ditimbulkan, narkoba dibedakan menjadi:
A. OPIOID
Opioid
atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaversomniverum,
yang mengandung 20 alkaloid opium, termasuk morfin.NamaOpioid juga digunakan
untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dannarkotik sintetik
yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium.Opiat alami
lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin, kodein, dan
hydromorphone.
Bahan-bahan
opioida yang sering disalahgunakan adalah :
1. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menggores
buahyang hendak masak.Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai
"Lates". Getah inidibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga
berwarna coklat kehitaman dansesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang
menyerupai aspal lunak. Inilah yangdinamakan candu mentah atau candu
kasar.Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering
disalahgunakan.Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual
belikan dalamkemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular,
tengkorak,burungelang, bola dunia, cap 999, cap anjing. Pemakaiannya dengan
cara dihisap.
2.
Morfin
Morfin
adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.Morfin merupaakan alkaloidautama
dari opium.Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halusberwarna putih atau
dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan caradihisap dan disuntikkan.
3. Heroin ( putaw )
Heroin
mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakanjenis
opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir-akhir
ini.Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang
menjadimengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.Walaupun
pembuatan,penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan
heroin tetap tersediabagi pasien dengan penyakit kanker terminal.
4.
Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu.
Efek codein lebih lemah
daripada
heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya
dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
Saat
ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid danketergantungan opioid.Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah
dibuat,termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine
(Talwin), danpropocyphene (Darvon).Saat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid danketergantungan opioid.Kelas obat tersebut adalah
nalaxone (Narcan), naltrxone(Trexan), nalorphine, levalorphane, dan
apomorphine.Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis
telah disintesis,dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol),
dan buprenorphine(Buprenex).Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine
adalah suatupengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid.
B. KOKAIN
Kokain
adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan merupakan zat yang sangat
berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar
ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulan.Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya
untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya
juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek
adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala
putus Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain
bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai
empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk
bunuh diri.
Orang
yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan
alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam ( Valium ).
C.
GANJA
Tanaman
ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung
menjadi rokok disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari tanaman
yang berbunga atau dari eksudat resinyang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam
yang berasal dari daun.
D.
PSIKOTROPIKA
Psikotropika
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan narkotika, yang
bersifatatau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yangmenyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Zat
atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf
pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal),
ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai
macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang
bahkan menimbulkan kematian. Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam
empat golongan yaitu:
a. Ecstasy
Efeknya
berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang
lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata
membesar dan jantung berdegup lebih kencang, dan timbul rasa mual. Bisa juga
pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya
akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala
perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong dan rileks.
.
b. Sabu-Sabu
Sabu-sabu
berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan cara membakarnya
di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang
lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa
yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar
Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang ditimbulkan
aluminium foil yang terhirup. Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid
(rasa takut yang berlebihan), Menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih
bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing
pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Selain itu, pengguna
Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam
satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu merupakan
suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi
bertambah. Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun
sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan
banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
Apabila
dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat
manusia,Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
1) Depresant
yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat.
2) Hallusinogen
yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan. Disamping
itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal
harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman
lain seperti air.
B.
Pengertian
Sistem Saraf
Jaringan saraf
merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan
dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel neuron adalah sel
saraf yang merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas
melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan
sebaliknya.
1.
Bagian-bagian sel saraf
Sel neuron terdiri atas
tiga bagian
a. Badan sel yang mengandung nukleus dannukleolus
serta berwarna kelabu,
b. Dendrit merupakan lanjutan plasma
yangberfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan
c.
akson,berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain.
Berdasarkan
fungsinya, sel neuron dapat dibedakan menjadi 4 Bagian:
a.
Neuron sensorik (nouron aferen) yauitu sel saraf yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf. Neuron memiliki dendrit
yangberhubungan dengan reseptor (penerima rangsangan) dan neurit yang
berhubungandengan sel saraf lainnya.
b.
Neuron Motorik (nouronaferen), yaitu sel saraf yang berfungsi untukmenyampaikan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendritmenerima
impuls dari akson neoron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan
efektor.
c.
Neuron konektor adalah sel saraf yang bertugas menghubungkan antara neuronyang
satu dengan yang lainnya.
d.
Neuron ajustor, yaitu sel saraf yang bertugas menghubungkan neuron sensorik
danneuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak.
2. Cara
kerja sistem saraf
Jaringan
saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda,
yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel Schwann yang
merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan sel penyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari sistem saaf
pusat. Oleh karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron
dan sel schwann, sedangkan traktus yang terdapat diotak dan susm-sum tulang belakang
dibentuk oleh neuron dan neuroglia.Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik
didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-sifat akson. Akson dari kebanyakan
hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam percobaan digunakan
akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan gurita.
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut
saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel
saraf baik sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut
eferen, serabut campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari
sel saraf motorik dan sensorik. Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu
diberikan kepada membran sels araf, membran akan mengalami perubahan
elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan dengan
adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel
tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi
yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal.
Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup
kuat, arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasiakan merangsang
membran disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian
membran tersebut akan ikut terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan
penjalaran impuls. Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang terjadi
akibat
adanya rangsangan. Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah
mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan
amphibi, telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga
menerima input dari bulbus olfaktori. Suatu refleks adalah setiap respon yang
terjadi secara otomatis tanpa disadari.
Terdapat
dua macam refleks:
a. Refleks sederhana
atau refleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup
mata bila ada benda yang menuju ke mata.
b.
Refleks yang dipelajari, atau refleks kondisiskan yang dihasilakan dengan
belajar. Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut
lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar:
i)
reseptor
ii) saraf
eferen
iii) pusatpengintegrasi
iv) saraf
eferen
v) efektor.
C.
Pengaruh Narkoba
terhadap Sistem Saraf Manusia
Pengaruh Narkoba pada seseorang
sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan
situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat
terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Penggunaan
obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya hilangnya
koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin. Dopamin
merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin
tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka
gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran presinapsis. Namun karena
dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitte tidak dapat melepaskan isinya ke
celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke
membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi
pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls
saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya. Pengaruh lainnya yaitu
merusak organ-organ tubuh terutama otak, dan syaraf yang mengatur pernafasan.
Banyak yang meninggal karena sesak nafas, dan tiba-tiba berhenti bernafas
karena saraf yang mengendalikan pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi
instruksi untuk bernafas, sehingga pernafasannya putus atau berhenti, paranoid,
otak sulit digunakan untuk berpikir dan konsentrasi, nafsu makan menurun,
memiliki rasa gembira yang berlebihan, denyut jantung cepat, Pupil mata
melebar, Tekanan darah meningkat, berkeringat atau merasa dingin, sering mual
atau muntah. Gangguan detak jantung, perdarahan
otak, Hiperpireksia atau syok pada pembuluh darah jantung yang berakibat
meninggal.
Hampir semua obat adiktif, secara langsung atau
tidak langsung, menyerangsistem imbalan otak dengan membanjiri sirkuit dengan
dopamin. Akibatnya, dampak kimia di sirkuit pahala berkurang,
mengurangikemampuan pelaku untuk menikmati hal-hal yang sebelumnya membawa
kesenangan. Penurunan ini memaksa mereka kecanduan dopamin untuk meningkatkan
konsumsi obat dalam rangka upaya untuk membawa hormon "merasa-baik" mereka
ke tingkat normal, efek yang dikenal sebagai toleransi. Pengembangan toleransi dopamine
akhirnya dapat mengakibatkan perubahan mendasar dalam neuron dan sirkuit otak, dengan
potensi untuk sangat membahayakan kesehatan jangka panjang dari otak.
Sebagai
orang yang berkembang menjadi ketergantungan obat, ia memasuki keadaan
allostatic baru, yang didefinisikan sebagai perbedaan dari tingkat
normal
perubahan yang bertahan dalam keadaan kronis. Kecanduan obat-obatan dapat menyebabkan
kerusakan otak dan tubuh sebagai suatu organisme memasuki keadaan patologis.
Setelah
seseorang telah beralih dari penggunaan obat untuk kecanduan, perilaku menjadi
benar-benar diarahkan mencari obat, meskipun pecandu laporan euforia ini tidak
intens seperti dulu. Meskipun tindakan yang berbeda selama penggunaan obat akut,
jalur akhir dari kecanduan adalah sama. Aspek lain dari kecanduan narkoba merupakan
respon menurun menjadi rangsangan biologis normal, seperti makanan, seks, dan
interaksi sosial. Melalui pencitraan otak fungsional pasien kecanduan kokain,
para ilmuwan telah mampu memvisualisasikan aktivitas metaboli meningkat pada
cingulate anterior dan korteks orbitofrontal (daerah korteks prefrontal) di
otak subjek tersebut. Hiperaktifitas daerah ini dari otak pada subyek kecanduan
terlibat dalam motivasi lebih intens untuk menemukan obat daripada mencari
manfaat alami, serta kemampuan pecandu menurun untuk mengatasi dorongan ini.
Brain imaging juga telah menunjukkan kecanduan kokain-subyek mengalami
penurunan aktivitas, dibandingkan non-pecandu, di korteks prefrontal.
D.
Pencegahan dan
Pengobatan
Masalah pencegahan narkoba adalah
masalah yang kompleks yang pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor
individu, faktor lingkungan dan faktor ketersediaan, menunjukkan bahwa
pencegahan penyalahgunaan narkobayang efektif memerlukan pendekatan yang
terpadu dan komprehensif. Oleh karena itu peranan semua sektor terkait,
termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh masyarakat dan agama, kelompok remaja dalam pencegahan narkoba
sangat penting.
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan
narkoba. Ada tigatingkat intervensi, yaitu:
1.
Primer,
sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, teman sebaya,
dan instansi pemerintah. Dalam hal ini sebelum penyalahgunaan narkoba terjadi
hendaknya keluarga, teman sebaya dan suatu instansi pemerintah melakukan
sosialisasi tentang dampak dari penggunaan narkoba, sehingga yang diberikan
sosialisasi menjadi tahu dampaknya dan akan menghindari narkoba.
2.
Sekunder,
pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (Fase ini
meliputi: Fase penerimaan awal antara 1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan
fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3
minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
3.
Tersier,
yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12
bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan
yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif.
Dalam hal
pencegahan penyalahgunaan narkoba, dapat mencegahnya melalui berbagai pihak, yaitu:
1.
Dari diri sendiri
-Meningkatkan keimanan dan
ketakwaan
-Memilih lingkungan
pergaulan yang sehat
-Komunikasi yang baik
-Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
2.
Peran Keluarga
- Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih
sayang dankomunikasi terbuka.
- Mengasuh, mendidik anak yang baik.
- Menjadi contoh yang baik bagi anaknya
- Menjadi pengawas yang baik untuk anaknya
- Keluarga atau orangtua memberitahu
sedini mungkin kepada anaknya tentang bahayanya menggunakan narkoba..
3. Peran
Tokoh Masyarakat
-
Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-Undang.
- Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan
narkoba.
- Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.
- Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program
pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
Apabila yang mengkonsumsi narkoba adalah pelajar Adapun
upaya-upaya lebih kongkret yang dapat
kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk
melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mengadakan razia mendadak
secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan
memberikan perhatian dan kasih sayang.Pihak sekolah harus melakukan pengawasan
yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran
narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus kedalam perbuatan seperti itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga dan mengawasi anak didik atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan bangsa untuk meneruskan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik dan dapat terwujud.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus kedalam perbuatan seperti itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga dan mengawasi anak didik atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan bangsa untuk meneruskan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik dan dapat terwujud.
Pengobatan Narkoba:
1. Pengobatan adiksi (detoks)
2. Pengobatan infeksi
3. Rehabilitasi
4. Pelatihan mandiri
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum
banyak, makanmakanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan
perhatiannya darinarkoba.Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna
harus diyakinkan
bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan
setelah 10 hari akanhilang.
Empat Cara Alternatif
Menurunkan Risiko terhadap
Bahaya Narkoba
1.
Menggunakan jarum suntik sekali pakai
2. Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik
3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan
tablet
4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba
Cara penyembuhan terhadap pecandu narkoba:
1. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses
menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) daritubuh dengan cara
menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai ataudengan
penurunan dosis obat pengganti.Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat
jalan atau dirawat di rumah sakit.Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus
menerus selama satu sampai tigaminggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif
dari zat adiktif.
2. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga
tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secarafisik memang tidak “ketagihan”
lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangenterhadap zat tersebut masih
terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang
pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan
kembali mencandu
dan terjerumus lagi.Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga
dilakukan proteksi lingkungan danpergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu,
misalnya dengan memasukkanmantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seseorang seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika
masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup,
disuntik, intravena dan lain-lain sebagainya.
2.
Jaringan saraf merupakan jaringan
komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua sel, yaitu sel neuron dan sel neoroglia.
3.
Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja
sistem saraf, misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh
pemakai, kekurangan neurotransmitter yang terdapat di otak yang berperan penting dalam merambatkan
impuls saraf ke sel saraf lainnya
4.
Peranan semua sektor terkait, termasuk para orang tua, para guru,
tokoh-tokoh masyarakat dan agama, kelompok remaja dalam pencegahan narkoba adalah sangat
penting.
B.
SARAN
1. Jangan
pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah
harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. orang tua harus memberikan perhatian
yang lebih pada anak jangan dan jalin komunikasi yang baik dengan anak agar
tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
4. Perlu
peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas
peredaran narkoba.
5. Remaja
harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan
narkoba.
ok deh .. makasih yah :)
BalasHapusizin copas ya
BalasHapus