Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Kamis, 27 Desember 2012

Makalah Paper "Kebutuhan dan Tugas Perkembangan Remaja"



Nama: Afifah Rizki Y
Kelas : A3-11

KEBUTUHAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
A.    Pengertian Masa Remaja
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya, karena berbagai hal yang mempengaruhinya sehingga selalu menarik untuk dibicarakan. Kata remaja diterjemahkan dari bahasa inggris adolescence atau adolecere (bahasa latin) yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. (Rita,dkk. 2008:123).
Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. Sifat-sifat remaja sebagaian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa kanak-kanaknya, tapi juga belum menunjukan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Hurlock (1991:206), menyatakan awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat. Periodisasi remaja ini sifatnya relatif karena masing-masing ahli mapun negara menggunakan pendekatan yang berbeda-beda.
Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum dipandang sudah matang, yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak  ke masa dewasa. Masa remaja, seperti masa sebelumnya memiliki ciri khusus yang membedakan masa sebelumnya dan sesudahnya. Hurlock (1991: 207-209) menjelaskan ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
1.      Masa remaja sebagai periode penting, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku dan akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan akibat psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2.      Masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat keanak-kanakan serta mempelajari pola prilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa.
3.      Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga. Menurut Hurlock, ada 4 macam perubahan yaitu: meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan; berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap setiap perubahan.
4.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas, pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sebelumnya. Namun adanya sifat yang mendua, dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat remaja berusaha untuk menujukan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan masyarakat.
5.      Usia bermasalah, karena pada masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa sebelumnya yang dibantu oleh orangtua dan gurunya. Setelah remaja masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka menolak bantuan dari orangtua atau guru.
6.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan/kesulitan. Karena pada masa remaja sering timbul pandangan yang kurang baikatau bersifat negatif. Stereotip demikian mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan demikian menjadikan remaja sulit untuk melakukan peralihan menuju ke masa dewasa. Pandangan ini juga yang sering menimbulkan pertentangan antara remaja dan orang dewasa.
7.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang diinginkanbukan sebagaimana adanya, lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila diinginkannya tidak tercapai akan mudah marah. Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik.
8.      Masa remaja sebagai masa dewasa, menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.

B.     Kebutuhan Remaja
Setiap manusia melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu viscerogenic dan psychogenic. Kebutuhan viscerogenic adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, dan lain sebagainya yang berorientasi pasa kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Sedangkan kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives. Kebutuhan sosial ini merupakan sumbangan Murray yang berpengaruh hingga sekarang. Murray mencoba memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
1.      Abasement Needs (n Aba), yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, merasa rendah diri dalam berhadapan dengan orang lain.
2.      Need For achievement (n Ach), yaitu kebutuhan berprestasi merupakan kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Dorongan untuk mencapai hasil yang sebaik mungkin, dorongan untuk menyelesaikan masalah yanmg rumit dan ingin mengerjakan sesutu lebih baik dari orang lain.
3.      Neef for Affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan oralang lain seperti teman sebaya, setia kawan.
4.      Need for Agression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
5.      Autonomy Needs (n Aut), yaitu kebutuhan untuk bertindak secara mandiri.
6.      Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
7.      Defendace needs, yaitu kebutuhan yang bergantung pada diri sendiri.
8.      Deference needs (n Def), adalah kebutuhan untuk meniru orang lain, hormat kepada orang lain.
9.      Needfor Dominance (n Dom), yaitu kebutuhan untuk menguasai lingkungan manusia.
10.  Exhibition (N Exh), yaitu kebutuhan pamer diri.
11.  Harmavoidance, yaitu kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan.
12.  Infavoidance, kebutuhan untuk menghindari kegagalan.
13.  Nurturance (n Nur), yaitu kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan.
14.  Order (n Ord), kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara teratur.
15.  Play, yaitu kebutuhan untuk bermain.
16.  Rejection, kebutuhan untuk menolak orang lain
17.  Sentience,yaitu kebutuhan untuk mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
18.  Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang besifat erotis.
19.  Succorance (Suc), yaitu kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan, mencari dukungan dari orang lain.
20.  Uderstanding, adalah kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara
 Namun dari 20 kebutuhan-kebutuhan yang dominan pada masa remaja adalah:
1.      Need for Affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk teman, kebutuhan untuk membentuk persahabatan baru, dorongan untuk mencari kawan-kawan sebanyak-banyaknya, mengerjakan pekerjaan bersama-sama. Pada usia remaja kebutuhan untuk membentuk kelompok ini terkadang menimbulkan masalah dengan terbentuknya gang atau kelompok yang saling bertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
2.      Need for Aggression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan diriny, menyampaikan pandangan tentang jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan orang lain, dorongan untuk membaca berita yang menjurus pada kekerasan. Dorongan ini menyebabkan anaka remaja suka melakukan tawuran.
3.      Autonomy Needs (n Aut), yaitu kebutuhan untuk bertindak secara mandiri, menyatakan kebebasan diri untuk berbuat atau mengatakan apapun, bebas dalam mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain, menghindari tanggung jawab atau tugas dari orang lain. Anak remaja senang menantang pendapat orang tuanya sendiri.
4.      Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan, seperti sebagai oposisi. Remaja senantiasa ingin berbeda pendapat dengan orangtuanya, atau bahkan dengan gurunya di sekolah.
5.      Need For Dominance (n Dom), atau kebutuhan mendominasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai lingkungan manusia, membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin dalam kelompoknya, ingin selalu terpilih untuk menjadi pemimpin, menetapkan persetujuan secara sepihak.
6.      Exhibition (N Exh) atau kebutuhan pamer diri yaitu kebutuhan untuk memamerkan diri sendiri, menarik perhatian orang lain, memperlihatkan agar menjadi pusat perhatian orang lain.
7.      Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis, tanpa pengawasan yang terarah remaja sering terjerumus ke dalam perilaku seks bebas.

C.     Tugas Perkembangan Masa Remaja
Robert Havighurst (Adam & Gullota, 1993) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Tugas perkembanga berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupannya melalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Sebab, kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan  memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Menurut Erikson, masa remaja  merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson memandang pengalaman hidup remaja pada moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan “siapa saya?”. Dia mengingatkan bahwa kegagalan remaja untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi perkembangan dirinya. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya mereka akan mengembangkan perilaku menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diri dari masyarakat.
Mulai dari Erikson, banyak para ahli psikologis memandang bahwa identyty formation (pembentukan identitas/jati diri) merupakan tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak mendapat kepuasan dalam menjawab petanyaan ‘siapa saya’? dan ‘Mengapa saya?’ maka mereka akan mengalami peperangan dalam dirinya.
Tugas-tugas perkembangan merupakan ukuran atau pertanda sebagai perkembangan yang normal dari remaja dalam mengarungi hidupnya. Ada delapan tugas perkembangan utama yang dihadapi remaja. menurut Harvighurst, dalam Hurlock (1991:10), adalah sebagai berikut:
1.      Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan orang lain, baik dengan remaja laki-laki maupun perempuan, pada kelompok seusia.
2.      Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan.
3.      Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya.
4.      Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
5.      Mempersiapkan diri untuk hidup dalam ikatan perkawinan dan berumah tangga.
6.      Mempersiapkan diri dalam bidang karier.
7.      Memperoleh seperangkat nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai pemandu perilaku  mengembangkan suatu ideologi penuntun perilaku pribadi.
8.      Berkeinginan dan berusaha mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-jawabkan secara sosial.
Setiap tugas perkembangan tersebut secara berturut-turut dijelaskan sebagai berikut.
1.      Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan orang lain, baik dengan remaja laki-laki maupun perempuan, pada kelompok seusia
Remaja belajar melalui usaha-usaha untuk beriteraksi dengan orang lain dengan cara-cara yang lebih dewasa.  Kematangan fisik memainkan peranan penting dalam beriteraksi dengan teman-teman dari kelompok sebaya.  Remaja yang tingkat kematangannya lebih rendah dari ukuran usia sebayanya akan mengalami penolakan dari kelompok sebayanya. Keadaan ini akan diikuti dengan perilaku remaja tersebut untuk mencari kelompok lain yang tingkat perkembangannya serupa dengan dirinya. Remaja putri  yang lebih cepat matang akan masuk ke dalam kelompok sebaya yang memiliki kematangan fisik serupa dengan perkembangan dirinya, sehingga memungkinkan remaja putri ini lebih cepat aktivitas seksualnya.
Pemantauan oleh orang tua akan sangat berguna dalam menunjang arah perkembangan remaja. Namun, perlu disadari bahwa orang tua memiliki keterbatasan dalam pemantauan ini, sebab banyak waktu remaja dihabiskan dalam aktivitas di luar jangkauan orang tua.

2.      Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan
Anak remaja mengembangkan definisi mereka sendiri tentang apa yang dimaksud pria atau wanita. Bagaimanapun, kebanyakan anak remaja menepati peran atas dasar jenis kelamin sejalan dengan pandangan budaya bahwa kaum pria itu berperilaku tegas dan kuat, sedangkan wanita bersifat  pasif dan lemah. Duapuluh tahun terakhir ini, peran-peran ini sudah menjadi lebih mencair. Artinya, tidak selalu peran-peran tegas harus diambil laki-laki, sedangkan peran-peran lemah harus diambil perempuan. Sebagai orang dewasa, kita harus menyediakan kesempatan bagi anak remaja untuk menguji dan mengembangkanperanan sosial yang feminin atau maskulin mereka.  Sebagai contoh, kita harus mendorong remaja pria untuk menyatakan perasaan mereka dan mendorong wanita untuk menyatakan diri mereka lebih dari terbuka dan tegas yang mereka tak memilikinya di masa lalu.
3.      Menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya
Permulaan dari pubertas dan tingkat perubahan fisik untuk anak remaja amat bervariasi.  Remaja-remaja tertentu yang dengan mudah menghadapi perubahan itu sebagian mencerminkan bagaimana pertumbuhan fisik mereka memenuhi pertumbuhan fisik yang sempurna sebagaimana yang diidam-idamkan para remaja laki-laki atau wanita-wanita. Sebaliknya, remaja yang tidak memenuhi standar pertumbuhan fisik yang ideal akan banyak memerlukan dukungan ekstra dari orang dewasa untuk meningkatkan perasaan nyaman dan self-worth mengenai bentuk badan mereka.
4.      Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
Anak-anak memperoleh kekuatan dari cara-cara mereka menginternalisasikan nilai-nilai dan sikap-sikap orangtua mereka. Cara-cara ini lambat laun mulai memudar sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi remaja. Remaja, bagaimanapun, harus menggambarkan kembali sumber kekuatan mereka dari kekuatan pribadi dan bergerak ke arah kepercayaan pada diri sendiri. Perubahan ini akan lebih mudah jika anak remaja dan orang tua dapat mencapai mufakat sampai batas level tertentu dari kemerdekaan atau kebebasan yang meningkat dari waktu ke waktu.  Sebagai contoh, orang tua dan anak remaja perlu menetapkan waktu jam malam dimana anak boleh ke luar rumah. Waktu itu harus ditingkatkan ketika anak remaja kita menjelang masa dewasa.
5.      Mempersiapkan diri untuk hidup dalam ikatan perkawinan dan berumah tangga
Kematangan di bidang seksual merupakan  basis dari tugas pengembangan remaja. Pencapaian tugas-tugas pengembangan ini sulit sebab anak remaja seringkali bingung antara perasaan seksual dengan keakraban yang asli. Tentu saja, tugas pengembangan ini pada umumnya tidak dicapai sampai masa remaja akhir atau awal kedewasaan.
Dalam kaitan ini, tugas pendidikan bukannya mempersiapkan  remaja melaju ke jenjang perkawinan. Hal yang lebih pokok adalah bagaimana remaja memiliki sikap yang tepat menghadapi kebingungan mereka atas perasaan-perasaan seksual dan hubungan-hubungan interpersonal yang akrab dengan lawan jenisnya. Problema perilaku seksual akhir-akhir ini menjadi salah satu bagian keprihatinan sebagian besarorang tua dan pendidik pada umumnya.
6.      Mempersiapkan diri dalam bidang karier
Di dalam masyarakat kita, anak remaja dipandang telah menjangkau status orang dewasa ketika ia bisa mendukung dirinya sendiri dalam hal keuangan. Tugas ini telah menjadi lebih sulit dibanding di masa lalu sebab permintaan pasar pekerjaan menuntut pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. Saat ini, tugas pengembangan mempersiapkan diri di bidang karier secara umum tidak dicapai sampai masa remaja akhir atau awal kedewasaan, setelah individu menyelesaikan pendidikannya, dan memperoleh beberapa tingkat awal pengalaman bekerja.
7.      Memperoleh seperangkat nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai pemandu perilaku  mengembangkan suatu ideologi pribadi.
Anak remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan situasi yang mungkin bakal terjadi. Dengan perubahan di dalam berpikir ini, anak remaja bisa mengembangkanseperangkat keyakinan dan nilai-nilainya sendiri.
8.      Berkeinginan dan berusaha mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
Keluarga merupakan tempat di mana  anak-anak menggambarkan atau mendefinisikan  diri mereka dan dunia mereka sendiri. Sementara itu, remaja mendefinisikan atau menggambarkan diri mereka dan dunia mereka dari peranan sosial yang baru mereka jalani. Status remaja di dalam masyarakat, di luar dari keluarga merupakan suatu keberhasilan yang penting bagi masa remaja akhir dan orang dewasa awal. Remaja dan orang dewasa awal sebagai anggota masyarakat yang lebih luas melalui keterlibatan mereka dalam ketenagakerjaan (dimana mereka memiliki  kemerdekaan dalam bidang keuangan) dan kemerdekaan emosional dari orang tua.
            Tugas perkembangan masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Tugas perkembangan sifatnya tidak universal, namun sangat tergantung dari budaya setempat, sehingga ada kemungkinan tugas perkembangan tersebut diatas ada yang tidak berlaku untuk kultur bangsa indonesia.

.






DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. 1991. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Izzaty, Rita Eka.,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Sumantri, Mulyani.,dan Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Tebuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar