Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Rabu, 12 Desember 2012

Makalah Essay Urgensi Pancasila Dalam Membentuk Perilaku Manusia Indonesia

URGENSI NILAI PANCASILA DALAM MEMBENTUK PERILAKU MANUSIA INDONESIA


Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik, berharga, penting dalam kehidupan. Nilai-nilai dalam pancasila tidak dapat dipisahkan karena kelima nilai dari pancasila merupakan kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Kelima nilai ini merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan mengacu pada tujuan yang satu (Rukiyati, 2008:62).
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan keyakinan terhadap Tuhan yang menciptakan alam semesta. Dengan nilai tersebut bangsa Indonesia menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan ateis. Nilai Ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan atas kebebasan memilih agama, menghormati kemerdekaan agama, tidak ada disriminatif terhadap umat beragama.
 Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
 Nilai persatuan Indonesia mengandung usaha ke arah bersatu dengan membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus untuk mengakui dan menghargai sepenuhya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Inti sila persatuan Indonesia yaitu hakikat dan sifat Negara dengan hakikat dan sifat-sifat satu. Kesesuaian ini meliputi sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia yang pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh, setiap bagiannya tidak berdiri sendiri.
 Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawaraf untuk mencapai mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Negara berdasarkan atas permusyawaratan dan kerjasama dan berdasarkan atas kekuasaan rakyat. Negara pada dasarnya didukung oleh rakyat untuk rakyat itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan.
 Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Menurut Noor Ms Bakry (2010: 305) Nilai-nilai tiap sila yang dirumuskan isinya padat dan singkat dan dapat dijabarkan lagi, yang dikemukakan sebagai berikut:
1.    Sila pertama dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, terkandung nilai-nilai religius, antara lain:
·         Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat-Nya Yang Maha Sempurna.
·         Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.
·         Nilai ketuhanan sebagai nilai religious meliputi dan menjiwai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
2.    Sila kedua dengan rumusan “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain:
·         Pengakuan terhadap adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak asasinya.
·         Perlakuan adil terhadap sesama dengan memperlakukan dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya.
·         Nilai kemanusiaan diliputi dan dijiwai ketuhanan, serta meliputi dan menjiwai persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
3.    Sila ketiga dengan rumusan “Persatuan Indonesia”, terkandung nilai-nilai persatuan dan kebangsaan, antara lain:
·         Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
·         Semangat ke”BhinnekaTunggal Ika”an suku bangsa memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.
·         Nilai persatuan dijiwai ketuhanan dan kemanusiaan, meliputi dan menjiwai kerakyatan dan keadilan.
4.    Sila keempat dengan rumusan “Kerakyaan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, terkandung nilai-nilai kerakyatan, antara lain:
·         Kedaulatan Negara ditangan rakyat dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan berlandaskan penalaran yang sehat.
·         Musyawarah mufakat dalam kenegaraan oleh wakil-wakil rakyat demi kebersamaan dengan dasar kekeluargaan.
·         Nilai kerakyatan diliputi dan dijiwai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, serta meliputi dan menjiwai keadilan.


5.    Sila kelima dengan rumusan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain:
·         Keadilan dalam kehidupan sosial meliputi semua bidang kehidupan nasional untuk seluruh rakyat Indonesia.
·         Cita-cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual, merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
·         Nilai keadilan sosian diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan.

Nilai-nilai dasar Pancasila tersebut bersifat universal dan objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaaupun di negara lain tidak diberi nama pancasila. Contohnya, nilai kemanusiaan di negara lain tidak diberi nama kemanusiaan tetapi dinamai humanisme, jika persatuan dipahami dengan kata nasionalisme, kerakyatan dipahami dengan istilah demokrasi.
  Nilai-nilai Pancasila diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia dan dijadikan suatu pandangan hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas pelaksanaannya menggunakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila menjadi landasan, dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan.
Perilaku manusia sesuai dengan ajaran Pancasila yang terkandung dalam kemanusiaan yang adil dan beradab harus dilandasi oleh hati nurani. Karena hati nurani berperan penting yang dapat menentukan perbuatan baik atau tidak. Baik adalah sesuatu yang dapat membangun dan mengembangkan hidup kita, buruk adalah sesuatu yang dapat merusak dan menjatuhkan kehidupan kita. (Noor Ms Bakry, 2010: 306)

Dalam pandangan pancasila, hubungan sosial yang selaras, serasi dan seimbang antara individu dengan masyarakatnya tidak netral, melainkan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila sebagai kesatuan. Manusia harus hidup dan bekerja sama dengan manusia lain dalam bermasyarakat. ( Kaelan, 2010:31)
Kita ketahui bahwa manusia mustahil dapat berdiri sendiri tanpa bantuan atau bekerja sama dengan orang lain. Kasus tersebut menimbulkan suatu kesadaran bahwa segala yang akan dicapai pada dasarnya membutuhkan orang lain. Selanjutnya juga melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan hal yang baik bagi orang lain dan lingkungannya. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam corak atau budayanya ini, kemampuan mengendalikan diri dan kepentingan adalah suatu sikap yang mempunyai arti sangat penting dan bahkan merupakan sesuatu yang sangat diharapkan, yang pada gilirannya akan menumbuhkan keseimbangan masyarakat.
Hilangnya nilai-nilai pacasila sudah muulai terlihat dari perilaku-perilaku bangsa Indonesia di jaman atau di era globalisasi seperti sekarang ini. Di jaman sekarang para pejabat pejabat negara yang seharusnya mengemban amanat negara dan melayani masyarakat mulai melakukan korupsi. Bahkan perilaku korupsi ini tidak hanya terjadi di kalangan pejabat atas. Perilaku korupsi ini sudah menjalar ke berbagai kalangan. Bukan hanya korupsi, perilaku lainnya adalah terorisme, terorisme di indonesia juga sudah banyak terjadi dan mengatasnamakan agama. Tentu ini bisa menjadi pemecah bangsa dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.
Di masa sekarang banyak terjadi penyimpangan terhadap nilai pancasila yang sudah tertanam sejak jaman dahulu. Penyimpangan itu menyebabkan merosotnya moral yang dimiliki oleh setiap individu di Indonesia. Sehingga merosotnya moral disetiap individu berimbas pada tiap aspek-aspek kehidupan. Dimasa sekarang nilai pancasila yang seharusnya menjadi patokan dalam berperilaku sangat berbanding terbalik dengan perilaku yang dimiliki oleh manusia Indonesia jaman sekarang.
Munculnya teknologi-teknologi jaman sekarang berdampak pada menurunnya nilai pancasila itu sendiri yang mengakibatkan penyimpangan dikarenakan perilaku manusia yang tidak tertata. Dalam perpolitikan di Indonesia sangat terlihat jelas bahwa nilai pancasila sudah tidak lagi dijunjung tinggi, para politikus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan dan tahta. Nilai-nilai kejujuran yang terkandung dalam nilai ketuhanan dianggap suatu hal yang biasa yang dianggap sebagai hiasan semata. Para politikus jaman sekarang bukan lagi mengabdi pada Negara yang berasas pancasila melaikan hanya untuk mencari dan mendapatkan kebutuhan pribadinya. Kasus lain yang bertentangan dengan nilai Ketuhanan adalah Bom bali, mereka yang mengebom bali beranggapan bahwa mereka melakukan jihad, hal tersebut sangat bertentangan dengan sila pertama tentang  Ketuhanan Yang Maha Esa karena mereka telah menghilangkan nyawa orang lain walaupun alasannya berjihad.
Perilaku yang menyimpang dari sila kedua adalah ketidakadilan pemerintah kepada rakyat miskin dalam memberi bantuan atau jaminan kepada rakyat miskin. Hal tersebut sangat bertentangan dengan sila kedua yang isinya perlakuan adil terhadap sesama dengan memperlakukan dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya.
Dalam perilaku manusia jaman sekarang nilai luhur pancasila tidak lagi diaplikasikan dalam kehidupan mereka, mereka bertindak seperti keinginannya sendiri tanpa memiliki pedoman dari nilai-nilai yang dimiliki pancasila. Mereka mementingkan kepentingan individu daripada persatuan dan kesatuan antar individu, sehingga mereka dapat mengalahkan dan merkonflik satu sama lain. Hal  ini menjadikan angka kriminalitas meningkat drastis karena mereka juga menggunakan berbagai cara, entah itu cara yang baik atau buruk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Contoh perilaku yang menyimpang dari sila ke tiga, Persatuan Indonesia yaitu adanya aliran sesat yang muncul, konflik antar suku, dan niatnya papua keluar dari NKRI. Itu membuktikan bahwa manusia Indonesia belum sepenuhnya mengamalkan nila-nilai Pancasila tersebut. Mereka hanya mementingkan kepentingan diri sendiri, tidak mementingkan kepentingan bersama.

Kasus BBM yang terjadi akhir-akhir ini sangat jauh dari nilai-nilai pancasila kususnya nilai silai ke empat, para anggota DPR yang seharusnya menampung dan menyuarakan aspirasi masyarakat malah mementingkan partai politiknya dalam pemilihan umum tahun 2014, sehingga sidang yang seharusnya penuh dengan permusyawarahan dan kebersamaan untuk mencapai mufakat berakhir ricuh. Sehingga hasil yang mufakat itu tidak diambil menurut keadaan dan suara dari rakyat, tapi menurut anggota dari perwakilan parpol yang hanya mementingkan kepentingan partainya. Hal ini terlihat jelas bahwa demokrsi yang ada di indonesia tidak berasal dari rakyat, melainkan hanya berasal dari sebagian orang yang menjadi anggota perwakilan rakyat.
Negara Indonesia dengan berjuta-juta hasil sumber daya alamnya tidak mampu memenuhi pemerataan kebutuhan masyarakat Indonesia, hal yang sekarang terjadi di Indonesia adalah tentang orang kaya yang menjadi semakin kaya, dan orang miskin yang semakin semakin miskin. Hal itu dikarenakan merosotnmya nilai-nilai Pancasila terutama sila ke-lima. Orang yang kaya hanya akan menggunakan caranya untuk menambah kekayaan mereka tanpa melihat keadaan rakyat miskin yang semakin menjerit menahan rasa lapar. Uang rakyat kecil yang seharusnya menjadi sumber kekayan negara yang digunakan untuk membangun infrastruktur malah dicuri dan digunakan untuk kepentingan pribadi. Kita ketahui bahwa Negara Indonesia belum sepenuhnya adil dan makmur, dimana-mana banyak rakyat yang miskin, belum adanya pemerataan pembangunan seperti transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya di pedesaan.  

Jaman sekarang banyak orang-orang yang mengabaikan nilai pancasila, yang harusnya menjadi pedoman dan berperilaku jaman sekarang kini dilupakan. Pamcasila adalah hal yang penting dalam membentuk perilaku manusia, karena nilai pancasila merupakan dasar-dasar pedoman yang sebagai alat pembentuk supaya manusia berperilaku sesuai dengan yang terkandung dalam setiap nilai pancasila itu sendiri.
Nilai-nilai pancasila harus diterapkan sejak dini dan harus secara berkelanjutan. Keluarga adalah tempat sosialisasi pertama dalam mensosialisasikan nilai pancasila terhadap anak, seiring bertumbuhnya anak pancasila tidak hanya diterapkan dalam keluarga saja tetapi juga oleh pihak-pihak lain seperti sekolah, teman sebaya, dan media komunikasi. Dengan demikian diharapkan anak tersebut tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan berpedoman pada nilai pancasila.
Manusia harus dituntun oleh kelima sila dari pancasila: oleh rasa ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, oleh kesadaran untuk memperkokoh Persatuan Indonesia, oleh sikap yang menjunjung tinggi Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalm permusyawaratan perwakilan, dan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengamalan pancasila tidak lain bertujan untuk mewujudkan kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang dicita-citakan, kehidupan yang dianggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan yang dianggap baik itulah tujuan dari pembangunan bangsa. (Noor Ms Bakry, 2010: 307)
Dengan bekal penghayatan pancasila dan dengan mengamalkannya oleh setiap manusia Indonesia, maka gerak pembangunan yang kita lakukan bersama sama akan berjalan lurus dan tiba dengan selamat kepada tujuannya. Pancasila asal dasar tujuan kehidupan bangsa Indonesia maka setiap gerak, arah, cara-cara melaksanakan pembangunan itu harus senantiasa dijiwai oleh pancasila.


























Kesimpulan

Pancasila mengandung nilai, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Nilai pada setiap sila pancasila sangat penting bagi manusia karena nilai tersebut mejadi pedoman dalam berperilaku manusia, jika nilai pancasila tidak diimplikasikan maka akan seperti manusia pada jaman sekarang, kebanyakan manusia jaman sekarang berperlaku seenaknya sendiri, dalam berperilaku tidak menggunakan pedoman yang terkandung dalam setiap sila pancasila. Jadi, seharusnya pancasila disosialisasikan dan ditanamkan sejak dini dan berkelanjutan, tidak hanya di keluarga tetapi dapat ditanamkan lewat sekolah, teman sebaya dan media komunikasi.


















Daftar Pustaka

Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta: Penerbit Paradigma.
Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta: UNY Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar