GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kePGRIan
Dosen pengampu: Soepoyo Ristanto, S.Pd
Disusun oleh:
1.
Afifah Rizki
Yunitasari (11144600103)
2.
Indri
Prasetyaningsih (11144600111)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA”
ini untuk memenuhi tugas Ke-PGRIan.
Kami ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyusunan Makalah ini sehingga dapat selesai
pada waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran kami harapkan untuk membantu
dalam perbaikan. Semoga Makalah ini berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, April 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………
KATA
PENGANTAR
.............................................................................
DAFTAR
ISI
..........................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar
Belakang Masalah
................................................................
B. Rumusan Masalah
........................................................................
C. Tujuan
............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
..........................................................................
A. Pengertian Manusia……………………………………….
B. Pengertian Guru …………………………………………….
C.
Peran
Guru………………..
D. Guru Sebagai Pembentuk Manusia…………………………..
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan salah
satu hak dasar manusia sebagai insan yang dikaruniai akal pikiran, manusia
membutuhkan pendidikan dalam proses hidupnya. Dari mulai lahir hingga dewasa
akan selalu membutuhkan pendidikan. Seperti ketika manusia dapat berjalan pada
masa balita. Disana ada proses belajar yang dibimbing oleh orang tua sebagai
pendidik manusia untuk pertama kali. Lebih jauh, ketika harus berinteraksi
dengan mayarakat, manusia memerlukan pendidikan agar dapat bermanfaat dan
memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
Pendidikan dapat dipahami
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan adalah membentuk manusia yang
berkarakter dengan intektual, moral, dan budaya maka akan menarik jika
ditelusuri perkembangan budaya Indonesia melalui sejarah pendidikannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian manusia?
2.
Apa
pengertian guru?
3.
Apa
peran guru?
4.
Bagaimana
guru membentuk manusia?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian manusia.
2.
Mengetahui
pengertian guru.
3.
Menjelaskan
apa saja peran guru.
4.
Menjelaskan
bagaimana guru membentuk manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manusia
§ Omar Mohammad Al-Toumy
Al-Syibani
Manusia adalah mahluk yang paling mulia,
manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3
dimensi (badan, akal dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh
keturunan dan lingkungan.
§ Paula J.C & Janet W K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu
serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan.
B.
Pengertian
Guru
Dalam Bahasa Indonesia Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan
mengikuti zaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan
terbatas dan tidak mau ternuka dengan kemajuan teknoloogi. Peranan guru sangat
penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu
pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter
yang baik bagi anak didiknya.
Dalam menjalankan fungsinya, guru bisa memiliki berbagai macam peran yang merupakan serangkaian usaha yang dilakukan dan
diupayakan oleh guru sebagai pendidik dan pengajar. Kata mengajar
seringkali dikaitkan dengan kegiatan menyampaikan dan memberikan sesuatu berupa
bahan dan materi tertentu yang mesti dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu,
ketika guru mengajar, guru mengajar sesuai dengan garis besar program
pengajaran sebagaimana terdapat dalam kurikulum. Dalam tindak mengajar terdapat
proses transfer dari guru ke siswa. Jadi, tindakan mengajar lebih berurusan
dengan penyampaian materi pelajaran sehingga siwa dapat memahami isi kurikulum
yang mesti mereka pelajari. Hasil ajaran ini lantas diuji melalui proses
evaluasi untuk meihat apakah siswa itu dapat menguasai materi yang diajarkan
atau belum.Adapun kata mendidik memiliki konotasi yang lebih luas mengatasi
sekadar penyampaian materi pelajaran. Oleh karena itu, mendidik juga tidak
sekadar berurusan dengan penyampaian materi pelajaran. Guru mendidik dengan
cara menghadirkan diri secara utuh di hadapan siswa dan dengan itu siswa
merasakan kehadiran guru sebagai sosok yang istimewa, sebagai pribadi yang
memberikan inspirasi dan rasa hormat. Guru menjadi teman, sahabat, pengajar,
rekan kerja, pendamping, orang tua, dan semua kemampuan individu yang
memungkinkan proses belajar di sekolah berjalan dengan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Kegiatan mendidik berkaitan dengan eksistensi keseluruhan
individu dalam relasinya dengan orang lain dan lingkungannya. Untuk itu,
kegiatan mendidik tidak dapat dibatasi oleh kegiatan di dalam kelas. Mendidik
bisa terjadi dan bisa dilakukan dimana saja.
Guru sebagai
pendidik karakter kiranya tepat menggambarkan bagaimana relasi antarindividu
dalam dunia pendidikan sebab menjadi guru itu pada hakikatnya menempatkan diri
sebagai teladan kehidupan para siswa. Sebagai guru kehidupan, guru berfungsi
bukan hanya membuat siswa menjadi pintar dan menguasai materi, namun membuat
mereka bertumbuh secara integral dan utuh sebagai manusia supaya mereka dapat
semakin berkembang dalam perjumpaan dengan orang lain yang mengukuhkan
keberadaan dan keunikan dirinya. Ada perbedaan nuansa antara konsep guru
sebagai pengajar dan pendidik. Dalam kata pendidik, guru berperan lebih sebagai
model bagi pembentuk karakter. Kehadiran, sikap, pemikiran, nilai-nilai, keprihatinan,
komitmen, dan visi yang dimilikiya merupakan dimensi yang penting yang secara
tidak langsung mengajarkan nilai yang membentuk karakter siswa. Tindakan
seperti ini memikiki cakupan yang lebih luas dan lebih eksistensial. Ada pun
fungsi dan jabatan guru di dalam sekolah, entah sebagai pengampu mata pelajaran
tertentu di dalam kelas, menjadi pendamping ekstrakurikuler, bahkan menjadi
staf, dan pendamping pendidikan, guru tidak dapat menanggalkan keberadaan diri
sebagai pendidik karakter. Saat ini menjadi seorang guru di sekolah bukan lagi
profesi memalukan sebagaimana dahulu, pandangan masyarakat terhadap guru sudah
jauh lebih baik, guru sudah lebih dihargai. Dulu orang malu menjadi guru sedang
sekarang menjadi seorang guru merupakan sesuatu yang membanggakan. Meningkatnya
penghargaan terhadap profesi guru ini sepantasnya membuat para guru kita
senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya, meningkatkan
perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik.
Sebagai
seorang pengajar di kelas seorang guru hendaknya:
a.
Memiliki informasi dengan tepat.
b.
Mampu mengarahkan kegiatan
pembelajaran.
c.
Mampu menilai keberhasilan
pembelajaran.
d.
Mampu membantu siswa mengatasi
masalah.
e.
Mampu mengatur pelaksanaan
pembelajaran.
.
C.
Peran Guru
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru
yaitu (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing,
(4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6)
pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.
1.
Peran guru sebagai pendidik
Merupakan peran-peran yang berkaitan
dengan tugas-tugas memberi bantuan dan
dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta
tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi
patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat.
Tugas-tugas ini berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas
dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan
dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal
dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.
2.
Peran guru sebagai model atau contoh
bagi anak.
Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik
baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai
dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik
harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
3.
Peranan guru sebagai pengajar dan
pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap guru harus memberikan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti
persiapan kehidupan selanjutnya, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi
dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi
hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan
nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan
dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk
mengembangkan kemampuannya.
4.
Peran guru sebagai pelajar (leamer).
Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas
kemanusiaan.
5.
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan
masyarakat.
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif
dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat
mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
6.
Guru sebagai administrator.
Seorang guru tidak hanya sebagai
pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan
dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara
administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar
mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang
dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan
sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya
dengan baik.
7.
Kesetiaan terhadap lembaga
Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang
sedang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan incidental.
D.
Guru Sebagai Pembentuk Manusia
1.
Guru
Membentuk Kepribadian Manusia
Guru dalam kapasitas sebagai pendidik profesional
tidak hanya dituntut memiliki kemampuan teknis edukatif, tapi juga harus
memiliki kepribadian yang kokoh sehingga dapat menjadi sosok panutan bagi
siswa, keluarga, maupun masyarakat. Guru memegang peran dan kedudukan strategis
dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas. Olehnya itu guru harus memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Untuk menjalankan tugasnya sebagai pembimbing, guru
harus menjadikan dirinya sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat,
berkelu kesah. Melalui bimbingan yang berlandaskan kasih sayang, siswa akan
mendapatkan bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang sedang dijalani saat
ini, maupun bekal kehidupan di masa yang akan datang.
Seorang guru yang ramah, hangat dan selalu tersenyum,
tidak memperlihatkan muka masam atau kesal, merespon pembicaraan anak didik,
akan menumbuhkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi siswa. Siswa tidak
takut berbicara, dapat mencurahkan isi hatinya saat menghadapi masalah
dan akan senang melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku ini
merupakan hasil dari mengikuti atau meneladani perilaku yang diperlihatkan
pendidik dengan penuh kasih sayang.Guru di sekolah bertanggung jawab membimbing
anak didik menjadi pribadi bermoral, berakhlak mulia, kasih sayang terhadap
sesama, dan sebagainya, sehingga guru menunjukkan sosok pribadi yang utuh,
berpribadi stabil, tidak emosional, penuh kasih sayang sehingga menjadi teladan
bagi anak didiknya. Dengan demikian tugas guru sebagai pembentuk kepribadian
siswa di sekolah merupakan hal yang tidak mudah.
2.
Guru Pembentuk Karakter Peserta
Didik
Dalam mendidik karakter
sangat dibutuhkan sosok yang menjadi model. Model yang dapat ditemukan oleh peserta
didik di lingkungan sekitarnya. Semakin dekat model pada peserta didik akan
semakin mudah dan efektiflah pendidikan karakter tersebut. Peserta didik butuh
contoh nyata, bukan hanya contoh yang tertulis dalam buku apalagi contoh
khayalan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Berk yang dikutip oleh Sit, M
(2010), prilaku moral diperoleh dengan cara yang sama dengan
respon-respon lainnya, yaitu melalui modeling dan penguatan. Lewat pembelajaran
modeling akan terjadi internalisasi berbagai prilaku moral, pro sosial dan
aturan-aturan lainnya untuk tindakan yang baik.
Demikian pula menurut Teori
Pembelajaran sosial dalam Bandura, perilaku manusia
diperoleh melalui cara pengamatan model, dari mengamati orang lain, membentuk
ide dan perilaku-perilaku baru, dan akhirnya digunakan sebagai arahan untuk
beraksi. Sebab seseorang dapat belajar dari contoh apa yang dikerjakan orang
lain, sekurang-kurangnya mendekati bentuk perilaku orang lain, dan terhindar
dari kesalahan yang dilakukan orang lain.
Guru
sebagai teladan harus
benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan. Mulailah dari diri sendiri. Dengan demikian
guru tidak hanya pandai bicara dan mengkritik tanpa pernah menilai
dirinya sendiri. Bercermin pada filosofi ”gayung mandi”, dalam mendidik
karakter guru jangan seperti gayung mandi. Gayung digunakan untuk mandi
bertujuan membersihkan, tapi ia sendiri tidak pernah mandi atau membersihkan
dirinya sendiri. Artinya guru harus mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum
mengajarkan karakter kepada peserta didiknya.
guru harus mengetahui
tahapan mendidik karakter. Sekurang-kurangnya melalui tiga tahapan pembelajaran
yang penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan perbuatan.
Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap memberikan pengetahuan tentang karakter.
Pada tahapan ini guru berusaha mengisi akal, rasio dan logika siswa sehingga
siswa mampu membedakan karakter yang
baik
dengan karakter tidak baik.
Siswa mampu memahami secara logis dan rasional
pentingnya karakter positif dan bahaya yang ditimbulkan dari karakter negatif.
Selanjutnya tahap kedua
dalam mendidik karakter ini diistilahkan dengan perasaan; merupakan tahap
mencintai dan membutuhkan karakter positif. Pada tahapan ini guru berusaha
menyentuh hati dan jiwa siswa. Diharapkan pada tahapan ini akan muncul
kesadaran dari hati akan pentingnya karakter positif, yang pada akhirnya akan
melahirkan keinginan yang kuat dari dalam diri untuk mempraktikkan karakter
tersebut dalam kesehariannya. Disinilah tahap ketiga perbuatan berperan; pada
tahapan ini dorongan/keinginan yang kuat pada diri siswa untuk mempraktikkan
karakter positif diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa menjadi lebih
santun, ramah, penyayang, rajin, jujur, dan semakin menyenangkan, menyejukkan
pandangan serta hati siapapun yang melihat dan berinteraksi dengannya. Guru juga harus menyadari arti kehadirannya
di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan tanggungjawab
sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Mengajar bukan untuk
sekadar melepaskan tugas, mengajar karena panggilan jiwa, mengajar dengan
cinta, merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dunia akhirat, dan
mampu mengarahkan siswa tentang arti hidup.
Dibutuhkan kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi modelnya. Kita tidak
akan mampu membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain
sebagainya, jika kita tidak duluan mempraktikkannya. Negeri ini tidak hanya
membutuhkan pendidikan karakter, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan
dari pendidik karakter dan teladan dari semua komponen bangsa. Dengan demikian
keinginan untuk membentuk generasi Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk
ciptaan Tuhan, dan memiliki kepenasaranan intelektual sebagai modal dalam
membangun kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai harapan.
3.
Guru Mencerdaskan Anak Bangsa
Guru mempunyai peran dan fungsi
dalam pembangunan di bidang pendidikan, termasuk dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam perkembangannya, guru selalu ditutut untuk meningkatkan
profesionalismenya sehingga menjadi guru yang unggul dan idaman masyarakat.
Peranan guru dapat dikatakan professional, karena untuk mencapainya dilakukan
melalui proses yang panjang, diantaranya: melalui pendidikan, pengalaman dan
memerlukan keahlian khusus. Guru yang professional dapat memberikan
pengetahuannya dan mendidik peserta didiknya bermoral baik, sehingga peserta
didik nantimya mampu membangun dan memajukan bangsa dikemudian harinya. Maka
dari itu, guru professional merupakan kunci utama dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Peran guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional amatlah besar dan berat. Dan untuk merealisasikan diperlukan
kompetensi seorang guru yang professional dalam mengelola kegiatan belajar dan
pembelajaran. Hal ini karena baik dan buruknya hasil pembelajaran tergantung
pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran. Sehingga
hal ini akan memberikan pengaruh antara satu dengan yang lainnya. Di Indonesia
sendiri sudah dikembangkan system pendidikan guru berdasarkan kompetensinya,
artinya program pendidikan guru disusun dan dikembangka atas dasar analisis
tugas yang disyaratkan bagi pelaksanaan tugas-tugas keguruan staandar
kompetensi guru. Guru harus berusaha dalam meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Guru yang professional
dapat memberikan perubahan bagi peserta didik kea rah yang lebih baik dari
segala dimensi, ia juga mampu mengembangkan beragam sisi kecerdasan dan akhlak
sebagai pembentuk kepribadian peserta didik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia
adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir yang
memiliki badan, akal dan ruh.
Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti zaman.
Guru memiliki peran penting dalam
pembelajaran, diantaranya adalah guru sebagai pendidik ,peran guru sebagai
model atau contoh bagi anak. peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam
pengalaman belajar, peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan dan guru
sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Dalam menjalankan profesinya sebagai guru,
guru juga sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru dapat membentuk manusia.
Mulai dari membentuk kepribadian manusia, guru sebagai pembentuk peserta didik,
dan guru dapat mencerdaskan anak bangsa.
.
.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar