Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Senin, 24 Desember 2012

Makalah Guru Sebagai Pembentuk Manusia


GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kePGRIan
Dosen pengampu: Soepoyo Ristanto, S.Pd


Disusun oleh:
1.     Afifah Rizki Yunitasari      (11144600103)
2.     Indri Prasetyaningsih         (11144600111)
3.     Wakhid Subkhan K           (11144600116)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2011/2012

 


KATA PENGANTAR

                Syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GURU SEBAGAI PEMBENTUK MANUSIA” ini untuk memenuhi tugas Ke-PGRIan.
              Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan Makalah ini sehingga dapat selesai pada waktunya.
              Dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran kami harapkan untuk membantu dalam perbaikan. Semoga Makalah ini berguna bagi pembaca.




Yogyakarta,      April  2011


                                                                                                  Penyusun










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………
KATA PENGANTAR .............................................................................    
DAFTAR ISI ..........................................................................................      
BAB 1             PENDAHULUAN........................................................................
A.    Latar Belakang Masalah ................................................................         
B.      Rumusan Masalah ........................................................................          
C.     Tujuan ............................................................................................         
BAB II                        PEMBAHASAN ..........................................................................
A.    Pengertian Manusia……………………………………….
B.     Pengertian Guru …………………………………………….
C.     Peran Guru………………..
D.    Guru Sebagai Pembentuk Manusia…………………………..

BAB III          PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................









BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hak dasar manusia sebagai insan yang dikaruniai akal pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam proses hidupnya. Dari mulai lahir hingga dewasa akan selalu membutuhkan pendidikan. Seperti ketika manusia dapat berjalan pada masa balita. Disana ada proses belajar yang dibimbing oleh orang tua sebagai pendidik manusia untuk pertama kali. Lebih jauh, ketika harus berinteraksi dengan mayarakat, manusia memerlukan pendidikan agar dapat bermanfaat dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
Pendidikan dapat dipahami sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan adalah membentuk manusia yang berkarakter dengan intektual, moral, dan budaya maka akan menarik jika ditelusuri perkembangan budaya Indonesia melalui sejarah pendidikannya.
B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa pengertian manusia?
2.      Apa pengertian guru?
3.      Apa peran guru?
4.      Bagaimana guru membentuk manusia?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian manusia.
2.      Mengetahui pengertian guru.
3.      Menjelaskan apa saja peran guru.
4.      Menjelaskan bagaimana guru membentuk manusia.


BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Manusia

§  Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syibani
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.

§  Paula J.C & Janet W K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.


B.     Pengertian Guru

Dalam Bahasa Indonesia Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti zaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas dan tidak mau ternuka dengan kemajuan teknoloogi. Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak didiknya.
Dalam menjalankan fungsinya, guru bisa memiliki berbagai macam peran yang merupakan serangkaian usaha yang dilakukan dan diupayakan oleh guru sebagai pendidik dan pengajar. Kata mengajar seringkali dikaitkan dengan kegiatan menyampaikan dan memberikan sesuatu berupa bahan dan materi tertentu yang mesti dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, ketika guru mengajar, guru mengajar sesuai dengan garis besar program pengajaran sebagaimana terdapat dalam kurikulum. Dalam tindak mengajar terdapat proses transfer dari guru ke siswa. Jadi, tindakan mengajar lebih berurusan dengan penyampaian materi pelajaran sehingga siwa dapat memahami isi kurikulum yang mesti mereka pelajari. Hasil ajaran ini lantas diuji melalui proses evaluasi untuk meihat apakah siswa itu dapat menguasai materi yang diajarkan atau belum.Adapun kata mendidik memiliki konotasi yang lebih luas mengatasi sekadar penyampaian materi pelajaran. Oleh karena itu, mendidik juga tidak sekadar berurusan dengan penyampaian materi pelajaran. Guru mendidik dengan cara menghadirkan diri secara utuh di hadapan siswa dan dengan itu siswa merasakan kehadiran guru sebagai sosok yang istimewa, sebagai pribadi yang memberikan inspirasi dan rasa hormat. Guru menjadi teman, sahabat, pengajar, rekan kerja, pendamping, orang tua, dan semua kemampuan individu yang memungkinkan proses belajar di sekolah berjalan dengan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kegiatan mendidik berkaitan dengan eksistensi keseluruhan individu dalam relasinya dengan orang lain dan lingkungannya. Untuk itu, kegiatan mendidik tidak dapat dibatasi oleh kegiatan di dalam kelas. Mendidik bisa terjadi dan bisa dilakukan dimana saja.
Guru sebagai pendidik karakter kiranya tepat menggambarkan bagaimana relasi antarindividu dalam dunia pendidikan sebab menjadi guru itu pada hakikatnya menempatkan diri sebagai teladan kehidupan para siswa. Sebagai guru kehidupan, guru berfungsi bukan hanya membuat siswa menjadi pintar dan menguasai materi, namun membuat mereka bertumbuh secara integral dan utuh sebagai manusia supaya mereka dapat semakin berkembang dalam perjumpaan dengan orang lain yang mengukuhkan keberadaan dan keunikan dirinya. Ada perbedaan nuansa antara konsep guru sebagai pengajar dan pendidik. Dalam kata pendidik, guru berperan lebih sebagai model bagi pembentuk karakter. Kehadiran, sikap, pemikiran, nilai-nilai, keprihatinan, komitmen, dan visi yang dimilikiya merupakan dimensi yang penting yang secara tidak langsung mengajarkan nilai yang membentuk karakter siswa. Tindakan seperti ini memikiki cakupan yang lebih luas dan lebih eksistensial. Ada pun fungsi dan jabatan guru di dalam sekolah, entah sebagai pengampu mata pelajaran tertentu di dalam kelas, menjadi pendamping ekstrakurikuler, bahkan menjadi staf, dan pendamping pendidikan, guru tidak dapat menanggalkan keberadaan diri sebagai pendidik karakter. Saat ini menjadi seorang guru di sekolah bukan lagi profesi memalukan sebagaimana dahulu, pandangan masyarakat terhadap guru sudah jauh lebih baik, guru sudah lebih dihargai. Dulu orang malu menjadi guru sedang sekarang menjadi seorang guru merupakan sesuatu yang membanggakan. Meningkatnya penghargaan terhadap profesi guru ini sepantasnya membuat para guru kita senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya, meningkatkan perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik.

Sebagai seorang pengajar di kelas seorang guru hendaknya:
a.       Memiliki informasi dengan tepat.
b.      Mampu mengarahkan kegiatan pembelajaran.
c.       Mampu menilai keberhasilan pembelajaran.
d.      Mampu membantu siswa mengatasi masalah.
e.       Mampu mengatur pelaksanaan pembelajaran.
.
C.    Peran Guru
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.
1.      Peran guru sebagai pendidik
Merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas   memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

2.      Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak.
Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

3.      Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan kehidupan selanjutnya, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya.

4.      Peran guru sebagai pelajar (leamer).
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
                                                                      
5.       Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
 Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

6.      Guru sebagai administrator.
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

7.      Kesetiaan terhadap lembaga
Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang sedang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan incidental.


D.    Guru Sebagai Pembentuk Manusia

1.      Guru Membentuk Kepribadian Manusia
Guru dalam kapasitas sebagai pendidik profesional tidak hanya dituntut memiliki kemampuan teknis edukatif, tapi juga harus memiliki kepribadian yang kokoh sehingga dapat menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga, maupun masyarakat. Guru memegang peran dan kedudukan strategis dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas. Olehnya itu guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Untuk menjalankan tugasnya sebagai pembimbing, guru harus menjadikan dirinya sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkelu kesah. Melalui bimbingan yang berlandaskan kasih sayang, siswa akan mendapatkan bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang sedang dijalani saat ini, maupun bekal kehidupan di masa yang akan datang.
Seorang guru yang ramah, hangat dan selalu tersenyum, tidak memperlihatkan muka masam atau kesal, merespon pembicaraan anak didik, akan menumbuhkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi siswa. Siswa tidak takut berbicara, dapat mencurahkan isi hatinya  saat menghadapi masalah dan akan senang melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku ini merupakan hasil dari mengikuti atau meneladani perilaku yang diperlihatkan pendidik dengan penuh kasih sayang.Guru di sekolah bertanggung jawab membimbing anak didik menjadi pribadi bermoral, berakhlak mulia, kasih sayang terhadap sesama, dan sebagainya, sehingga guru menunjukkan sosok pribadi yang utuh, berpribadi stabil, tidak emosional, penuh kasih sayang sehingga menjadi teladan bagi anak didiknya. Dengan demikian tugas guru sebagai pembentuk kepribadian siswa di sekolah merupakan hal yang tidak mudah.


2.      Guru Pembentuk Karakter Peserta Didik
Dalam mendidik karakter sangat dibutuhkan sosok yang menjadi model. Model yang dapat ditemukan oleh peserta didik di lingkungan sekitarnya. Semakin dekat model pada peserta didik akan semakin mudah dan efektiflah pendidikan karakter tersebut. Peserta didik butuh contoh nyata, bukan hanya contoh yang tertulis dalam buku apalagi contoh khayalan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Berk yang dikutip oleh Sit, M (2010),  prilaku moral diperoleh dengan cara yang sama dengan respon-respon lainnya, yaitu melalui modeling dan penguatan. Lewat pembelajaran modeling akan terjadi internalisasi berbagai prilaku moral, pro sosial dan aturan-aturan lainnya untuk tindakan yang baik.
Demikian pula menurut Teori Pembelajaran sosial dalam Bandura, perilaku manusia diperoleh melalui cara pengamatan model, dari mengamati orang lain, membentuk ide dan perilaku-perilaku baru, dan akhirnya digunakan sebagai arahan untuk beraksi. Sebab seseorang dapat belajar dari contoh apa yang dikerjakan orang lain, sekurang-kurangnya mendekati bentuk perilaku orang lain, dan terhindar dari kesalahan yang dilakukan orang lain.
Guru sebagai teladan harus benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan. Mulailah dari diri sendiri. Dengan demikian guru tidak hanya pandai  bicara dan mengkritik tanpa pernah menilai dirinya sendiri. Bercermin pada filosofi ”gayung mandi”, dalam mendidik karakter guru jangan seperti gayung mandi. Gayung digunakan untuk mandi bertujuan membersihkan, tapi ia sendiri tidak pernah mandi atau membersihkan dirinya sendiri. Artinya guru harus mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum mengajarkan karakter kepada peserta didiknya.
guru harus mengetahui tahapan mendidik karakter. Sekurang-kurangnya melalui tiga tahapan pembelajaran yang penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan perbuatan. Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap memberikan pengetahuan tentang karakter. Pada tahapan ini guru berusaha mengisi akal, rasio dan logika siswa sehingga siswa mampu membedakan karakter yang baik dengan karakter tidak baik.  Siswa mampu memahami secara logis dan rasional pentingnya karakter positif dan bahaya yang ditimbulkan dari karakter negatif.
Selanjutnya tahap kedua dalam mendidik karakter ini diistilahkan dengan perasaan; merupakan tahap mencintai dan membutuhkan karakter positif. Pada tahapan ini guru berusaha menyentuh hati dan jiwa siswa. Diharapkan pada tahapan ini akan muncul kesadaran dari hati akan pentingnya karakter positif, yang pada akhirnya akan melahirkan keinginan yang kuat dari dalam diri untuk mempraktikkan karakter tersebut dalam kesehariannya. Disinilah tahap ketiga perbuatan berperan; pada tahapan ini dorongan/keinginan yang kuat pada diri siswa untuk mempraktikkan karakter positif diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa menjadi lebih santun, ramah, penyayang, rajin, jujur, dan semakin menyenangkan, menyejukkan pandangan serta hati siapapun yang melihat dan berinteraksi dengannya. Guru juga harus menyadari arti kehadirannya di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan tanggungjawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Mengajar bukan untuk sekadar melepaskan tugas, mengajar karena panggilan jiwa, mengajar dengan cinta, merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dunia akhirat, dan mampu mengarahkan siswa tentang arti hidup.
Dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi modelnya. Kita tidak akan mampu membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain sebagainya, jika kita tidak duluan mempraktikkannya. Negeri ini tidak hanya membutuhkan pendidikan karakter, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan dari pendidik karakter dan teladan dari semua komponen bangsa. Dengan demikian keinginan untuk membentuk generasi Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan memiliki kepenasaranan intelektual sebagai modal dalam membangun kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai harapan.


3.      Guru Mencerdaskan Anak Bangsa
Guru mempunyai peran dan fungsi dalam pembangunan di bidang pendidikan, termasuk dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam perkembangannya, guru selalu ditutut untuk meningkatkan profesionalismenya sehingga menjadi guru yang unggul dan idaman masyarakat. Peranan guru dapat dikatakan professional, karena untuk mencapainya dilakukan melalui proses yang panjang, diantaranya: melalui pendidikan, pengalaman dan memerlukan keahlian khusus. Guru yang professional dapat memberikan pengetahuannya dan mendidik peserta didiknya bermoral baik, sehingga peserta didik nantimya mampu membangun dan memajukan bangsa dikemudian harinya. Maka dari itu, guru professional merupakan kunci utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.  Peran guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional amatlah besar dan berat. Dan untuk merealisasikan diperlukan kompetensi seorang guru yang professional dalam mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran. Hal ini karena baik dan buruknya hasil pembelajaran tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar dan pembelajaran. Sehingga hal ini akan memberikan pengaruh antara satu dengan yang lainnya. Di Indonesia sendiri sudah dikembangkan system pendidikan guru berdasarkan kompetensinya, artinya program pendidikan guru disusun dan dikembangka atas dasar analisis tugas yang disyaratkan bagi pelaksanaan tugas-tugas keguruan staandar kompetensi guru. Guru harus berusaha dalam meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Guru yang professional dapat memberikan perubahan bagi peserta didik kea rah yang lebih baik dari segala dimensi, ia juga mampu mengembangkan beragam sisi kecerdasan dan akhlak sebagai pembentuk kepribadian peserta didik.

























BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

            Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir yang memiliki badan, akal dan ruh.

            Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti zaman.
Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran, diantaranya adalah guru sebagai pendidik ,peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar, peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan dan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat.
Dalam menjalankan profesinya sebagai guru, guru juga sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru dapat membentuk manusia. Mulai dari membentuk kepribadian manusia, guru sebagai pembentuk peserta didik, dan guru dapat mencerdaskan anak bangsa.


.
.





DAFTAR PUSTAKA


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar