Welcome to my blog !

Hello everyone, thank you for visiting my blog ^^v

Jumat, 07 Desember 2012

Menitih Kehidupan di Kota Orang


          
Afifah Rizki Yunitasari / XII IPS 1 / 01


Kriiiiiinggggg…kringggg. Jam bekerku berbunyi, aku mulai terbangun dari tidur lelapku.  Terlihat cahaya matahari bersinar dari ufuk timur, aku melihat jam  telah menunjukkan jam setengah enam pagi. Aku bergegas menuju kamar mandi dan terlihat ibu sedang memasak sedangkan ayah sedang menyeduh teh panas.  Hari ini adalah hari senin, dimana hari ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu, hari dimana aku mencari sekolah. Ayah mulai memanaskan mesin motornya sedangkan aku berdandan berpakain seragam merah putih, kaos kaki putih,sepatu hitam dan tak lupa kepang dua di sisi kanan dan kiri.
‘’Ayo sayang kita berangkat!’’
‘’ Iya ayah, sebentar lagi.”
Aku baru saja lulus kemarin, walaupun tidak mendapat rangking satu tapi cukup mengucapkan syukur alhamdullilah. Aku sebenarnya bingung ingin sekolah dimana, tetapi ayah membawaku  kesekolah yang menurutku sangat asing, dan tertulis didepan sekolah tersebut  SMP N 2 Gombong. Disini aku mulai berharap semoga aku dapat masuk disekolah ini dan akhirnya aku diterima disekolah ini, aku menjadi penghuni 7D. 

Acara disekolah kali ini adalah MOS, saat masuk  ruang kelas aku mulai bingung ingin duduk dengan siapa, karena tak ada teman SD yang bersekolah disini, aku melihat wajah teman-teman baruku sangat asing bagiku, ada yang berwajah judes, baik, dan berwajah aneh. Tetapi akhirnya aku duduk di deretan nomor dua dari depan dan sebangku dengan gadis yang kelihatannya baik.
“ Hai,boleh gak  aku duduk disini?’’ Tanyaku pada seorang gadis.
‘’Iya, boleh kok. Siapa namamu?’’
‘’Riska, kalau kamu?’’
‘’Aku Siska.”
Siska adalah orang yang pertama aku kenal di kelas 7D. Setelah mengikuti MOS dengan berbagai aktivitas yang cukup melelahkan selama tiga hari, tibalah saatnya untuk mulai pelajaran. Namun pelajaran hari ini banyak yang tidak terisi, mungkin karena guru – guru banyak tugas yang belum terselesaikan.  Waktu jam kosongpun digunakan untuk bermain, bercerita, main ke kelas lain, dan ada juga teman yang merasa jenuh. Saat jarum jam berputar dan menunjuk angka satu, bel sekolah berbunyi ( teeet…teeet…teeet…teeet), saatnya pulang sekolah.  
Sore hari badanku rasanya pegal – pegal, bayangkan saja aku harus bangun jam lima pagi dan berangkat sekolah jam setengah enam, itu karena jarak rumahku dengan sekolah 23 km. Aku berangkat kesekolah menggunakan angkutan umum selama satu jam, apalagi kalau angkotnya penuh, harus berdiri dipinngir pintu masuk  dengan tangan berpegangan pada pintu angkot, belum lagi terpaan angin yang kencang dipagi hari.  Belum lagi kalau pulang sekolah,panas-panas harus berjalan kaki dari sekolah sampai pasar yang jaraknya kira-kira 1 km, dan naik angkot lagi untuk sampai ke rumah. itulah yang aku lakukan setiap aku pergi dan pulang sekolah. Sesampainya aku di rumah aku langsung menghampiri Ayah.
‘’Ayah, badanku pegal-pegal nih, aku capek harus bolak-balik dari rumah ke sekolah.’’ Sambil tanganku memijat lenganku.
‘’Iya, ayah juga ngerti nduk.’’
‘’Terus bagaimana?”
‘’Ya sudah….. besok kita cari kost buat kamu.’’
‘’Ok. makasih ya ayah.’’
Hari ini adalah hari minggu terbebas dari urusan sekolah, hari ini Aku dan keluargaku rencananya ingin mencari kost untuk aku mengingat jarak rumahku yang jauh dengan sekolah. Aku mencari kost yang kiranya jarak dari sekolah tak jauh, dan untunglah ada saudaraku yang menunjukkan rumah yang menyewakan kamar-kamarnya untuk orang yang ingin kost. Kost ini berada di gang Aren nomor 25, saat aku lihat rumah ini tempatnya cukup sederhana. Bahkan rumah ini hanya mempunyai halaman yang lebarnya satu meter.
‘’Assalamu’alaikum.’’Ucap ayah sambil mengetuk pintu.
‘’Wa’alaikumsalam, ya silahkan masuk pak,silahkan duduk.’’
‘’Iyya terimakasih, kedatangan kami kemari ingin mencari tempat kost, apa disini masih ada kamar yang kosong Mbah?”
‘’Iya, masih ada pak.’’
Kamipun mengobrol sambil bertanya-tanya pada pemilik kost. Pemilik kost tersebut bernama mbah Karto, mbah Karto sudah tua terlihat dari rambutnya yang berwarna putih dan wajahnya yang memang sudah tua, kira-kira berumur 70 tahun, tapi jangan salah mbah Karto walapun sudah manula tetapi terlihat cantik, pendengarannya masih tajam, penglihatannya juga masih baik.
‘’Oia, silahkan lihat kamarnya dulu!’’Pinta mbah Karto.
‘’Iya mbah.’’
Kamipun melihat kamarnya.  Kamarnya ada 4 dengan tempat tidur dua, di atas dan dibawah. Setiap tempat tidur bisa juga ditempati oleh 2 orang. Dan akhirnya mulai hari ini aku memutuskan untuk kost disini, aku sekarang akan bertempat tinggal di rumah orang dan membawa sebagian bajuku dan beradaptasi dengan orang-orang yang ada di kost dan juga harus meninggalkan rumah, berpisah dengan orang tua selama berhari-hari. Aku di kost ini sekamar dengan mba Anjar, dia juga satu sekolah denganku, tapi dia sudah kelas 8. Ada juga yang seangkatan denganku namanya Lia, dia kelas 7E.
Saat pagi datang, aku terbangun dari tidurku yang baru pertama kali tidur di kost, rasanya masih ngantuk, tetapi bagaimana lagi aku harus sekolah. aku mulai menyantap sarapan pagiku, yang dibawakan oleh mas Toni, dia adalah seorang pengantar catering.
‘’Ini mbak cateringnya, Silahkan di makan mumupung masih hangat!”
‘’Iya mas, lauk dan sayurnya apa?”
‘’Lauknya bergedel sama sayurnya tumis kangkung.”
Ini pertama kalinya aku sarapan pagi di kost.  Jam setengah tujuh aku berangkat sekolah dengan teman-teman kost berjalan kaki, 5 menit jalan kakipun tidak terasa capeknya karena dijalan tadi asik mengobrol. Kelas 7D letaknya dilantai dua, jadi aku juga harus melewati tangga tersebut dan sampailah dikelasku. Terdengar bel sekolah berbunyi, saatnya bersiap-siap untuk menerima pelajaran pagi ini. Jam pertama pelajaran hari ini adalah Matematika, cukup fresh juga kalo pelajaran matematika  diisi pada pagi hari. Saat guru  Matematika masuk , semua anak-anak diam. Guru ini berwajah judes dan kelihatannya galak terlihat dari matanya yang tajam dan nada bicaranya yang cukup keras, nama guru ini adalah ibu Elis. baru menerangkan sedikit, aku disuruh maju oleh ibu guru untuk mengerjakkan soal dipapan tulis.
‘’Kamu yang duduk didepan,ayo maju kerjakan soal ini!’’ Ucap bu Elis dengan suara galaknya sambil mengacungkan jari ke arahku.
‘’Iya bu.’’ Sambil berjalan maju kedepan dengan perasaan deg-degan.
Rasanya takut sekali karena ini pertama kalinya aku maju dan kalau salah pasti malu sama teman-teman. Dan akhirnya aku cuma bisa mengerjakan tiga nomor dari lima soal, tapi itu tak masalah juga, karena itu bukan ulangan. Setelah enam jam duduk di bangku kelas akhirnya inilah waktu yang aku tunggu, pulang sekolah! saat keluar dari sekolah rasanya aku lapar, aku mengajak temanku Siska untuk membeli snack di Warcil, rasanya belum kenyang juga lalu aku menghampiri gerobak penjual batagor dan beli sebungkus.
Saat tiba dikost, aku bingung ingin beraktivitas apa, terlintas di pikiranku, rasanya ingin pulang dan berkumpul dengan orang tua. Tapi itu semua rasanya tiba-tiba hilang,karena teman kostku  mengajak pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan atau mencari angin. Saat sang fajar mulai tenggelam , dan siangpun berganti malam, kamipun bergegas pulang kembali kekost, terlintas terdengar suara yang begitu tegas dan lantang.
 “Ayo shalattttttt! Jangan nonton tv terus.” Kata  mbah dengan suara lantangnya.
‘’Nanti mbah.. kan nanti masih ada waktu.’’ Jawab aku dan teman-teman kost.
‘’Lhoo.. gak boleh gitu. Shalat yang baik itu kalau kamu dengar adzan langsung bergegas ambil air wudlu, jangan bilang nanti.”
‘’Iya mbah.”
 Mbah Karto memang selau mengajarkan kami yang baik, bagiku mbah adalah orang tuaku di kota Gombong ini. Setelah semuanya selesai aku melanjutkan aktivitasku untuk belajar ataupun sekadar membaca buku pelajaran, lama kelamaan aku jenuh banget dan mata ini terasa sangat sulit dikendalikan untuk membaca,ngantuk berat sudah menghinggapi diriku. Akupun mulai menutup lembaran buku tebal itu. Mbak Anjarpun memanggilku dan mengajakku tidur. Aku mulai berbaring dan memejamkan mata tapi rasanya semakin aku memejamkan mata rasanya semakin sulit, hal itu membuatku mulai memikirkan betapa sulitnya hidup didaerah lain yang jauh dari orangtua dan sanak saudara. Ini semua adalah tantangan baru dalam hidupku untuk menjalani tahap dalam proses  belajar menjadi mandiri dan proses menjadi diriku yang sebenarnya, dari sinilah aku tersadar bahwa betapa sulitnya mencari ilmu untuk mencapai cita-cita. dengan umurku yang masih muda belia aku harus jauh dari orang tua, aku harus hidup sendiri dan melakukan sesuatu sendiri. Tapi aku yakin bahwa ini adalah awal dari jalan untuk menuju kesuksesan dimasa mendatang. Karena menuju sukses itu membutuhkan usaha dan pengorbanan.
Lambat laun waktu mulai berjalan, tak terasa aku hidup dikost sudah tiga  tahun.  Aku sudah lulus SMP dan sekarang aku bakal melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi yaitu SMA. Senang juga bisa duduk dibangku SMA, hal ini yang aku tunggu! Kalau aku di SMA aku juga bakal ngkost,aku juga memikirkan, apakah ibu kostku yang besok baik?
Aku sekarang kelas X,rasanya seneng banget bisa memakai seragam putih abu-abu. Disekolah temanku lumayan banyak, tak seperti di SMP teman dekatku cuma dua.  Pokoknya di SMA asik deh !
Pulang sekolah ini aku dan temanku ingin makan siang sambil menjernikan pikiran kita, setelah seharian berfikir. Aku sering juga kalau setelah pulang sekolah pasti makan siang dulu,walaupun cuma di warung mie ayam atau bakso tapi kadang kalau lagi banyak uang pasti nongkrong di Cafe dekat sekolah.
Hari ini ulangan ekonomi, buseett deh ! soalnya susah banget. Sampe bikin kepalaku puyeng wajar juga sih soalnya aku tidak belajar tadi malam dan ulangan ini tak diberitahu dulu oleh ibu guru. Tapi semua itu terasa hilang di bebanku setelah ada cowok yang menghampiriku, dia Dimas. Dia adalah cowok yang aku taksir diwaktu MOS,waktu pertama aku lihat dia, rasanya berbeda saja, Mungkin ini cinta pada pandangan pertama kali ya?
‘’Ris..gimana tadi ulangannya, sukses kan?” Tanya dimas padaku.
‘’Iya gitu dim, Agak hancur juga. Kalau kamu?”
‘’Kalau aku juga hancur juga sih, aku tadi malam gak belajar sama sekali. Oia, nanti kamu ada acara gak, aku mau ngajakin kamu buat nonton futsal, aku juga main lho. Kamu mau ya?”
”Haa? Apa? Oke deh kalau gitu.” Jawabku sambil salah tingkah.
‘’Makasih yaa, ntar aku jemput kekost kamu.”
Rasanya seneng banget hari ini, Dimas mengajakku untuk nonton futsal, apakah dimas juga suka sama aku ? Hhhhh bingung juga sih kalau dibilang begitu. Tapi yang penting aku seneng banget hari ini, Semua permasalahankku di sekolah rasanya hilang seketika.
Saat pulang dari nonton futsal dimas mengajakku untuk makan disebuah cafe. Dan bayangkan saja di cafe dia mengungkapkan isi hatinya kepadaku. Dia ternyata juga suka padaku. Saat itulah aku dan dimas pacaran, baru kali ini sih aku merasakan yang namanya pacaran. Semoga saja hubungan aku dan Dimas baik-baik saja sampai kapanpun. Tapi aku juga harus ingat disini aku juga harus giat belajar, semoga dengan adanya dimas, dia bisa menjadi penyemangat hidupku.
                              ****
“Assalamualaikum buuu.”
“Wa’alaikumsalam, baru pulang?”Tanya ibu kost padaku.
“Iya buu, tadi habis nonton futsal.”
“Oh.. ya sudah sana mandi, mumpung masih sore.”
“Iya bu.”
Malam  ini aku bingung ingin beraktivitas apa, jenuh rasanya, jangankan tv, radiopun tak ada dikost sekarang ini. Huuufff! Hari-hariku dikost sekarang memang beginilah, tak ada hiburan. Yang aku lakukan dengan teman kost hanya belajar, tidur dan makan. Tetapi aku harus tetap semangat! Walaupun tak ada hiburan tak apa-apa. Aku bisa mencari hiburan di luar sana. Aku mulai terlelap tidur dan terasa nyenyak sampai-sampai jam bekerku berbunyi ( kriiiiiing…krrriiinggggg). Ya ampun sudah pagi lagi!
Bel sekolah berbunyi Teng..teng..teng. Segeralah aku berangkat ke sekolah. Untunglah hari ini tidak ada pelajaran, karena sekolah mengadakan class meeting. Asik juga terbebas dari pelajaran. Saat aku pulang sekolah aku baru ingat kalau besok Sabtu ada ulangan matematika, ada materi yang belum aku mengerti. Aku mengambil ponsel didalam tasku.
          Dim…. Besok Sabtu ada ulangan matematika,
 belajar bareng yuk! Siapa tahu kita bisa sharing.
 Gimana? Soalnya ada juga yang aku belum ngerti.
Ni orang kemana sih, kok belum balas sms aku..
                              Iyaa, boleh juga ide kamu. Aku setuju banget.
                              Aku juga banyak yang belum ngerti kok.
          Yesss ! kali ini ulangan matematikaku sukses. Untung kemarin belajar sama dimas. Coba kalau gak bakal hancur ulangan kali ini.
Setelah dua tahun berlalu aku sekarang sudah kelas XII, rasanya tak terasa sebentar lagi aku sudah lulus,  di kelas XII ini aku harus lebih belajar giat, semoga saja besok aku lulus dengan nilai yang memuaskan, dan juga bisa mengerjakan soal tes masuk ke perguruan tinggi. Tak terasa juga aku hidup jauh dari orang tua hampir enam tahun. Selama aku hidup di Gombong, aku banyak belajar tentang hidup yang mandiri, ternyata itu bukan hal yang mudah. Jika kita mampu untuk menjalani kehidupan ini, maka yakinlah bahwa hidup ini akan terasa menyenangkan.
















1 komentar: