Afifah
Rizki Yunitasari / XII IPS 1 / 01
Kriiiiiinggggg…kringggg.
Jam bekerku berbunyi, aku mulai terbangun dari tidur lelapku. Terlihat cahaya matahari bersinar dari ufuk
timur, aku melihat jam telah menunjukkan
jam setengah enam pagi. Aku bergegas menuju kamar mandi dan terlihat ibu sedang
memasak sedangkan ayah sedang menyeduh teh panas. Hari ini adalah hari senin, dimana hari ini
adalah hari yang aku tunggu-tunggu, hari dimana aku mencari sekolah. Ayah mulai
memanaskan mesin motornya sedangkan aku berdandan berpakain seragam merah
putih, kaos kaki putih,sepatu hitam dan tak lupa kepang dua di sisi kanan dan
kiri.
‘’Ayo
sayang kita berangkat!’’
‘’
Iya ayah, sebentar lagi.”
Aku
baru saja lulus kemarin, walaupun tidak mendapat rangking satu tapi cukup
mengucapkan syukur alhamdullilah. Aku sebenarnya bingung ingin sekolah dimana,
tetapi ayah membawaku kesekolah yang
menurutku sangat asing, dan tertulis didepan sekolah tersebut SMP N 2 Gombong. Disini aku mulai berharap
semoga aku dapat masuk disekolah ini dan akhirnya aku diterima disekolah ini,
aku menjadi penghuni 7D.
Acara disekolah kali ini adalah MOS, saat masuk ruang kelas aku mulai bingung ingin duduk
dengan siapa, karena tak ada teman SD yang bersekolah disini, aku melihat wajah
teman-teman baruku sangat asing bagiku, ada yang berwajah judes, baik, dan
berwajah aneh. Tetapi akhirnya aku duduk di deretan nomor dua dari depan dan
sebangku dengan gadis yang kelihatannya baik.
“ Hai,boleh gak aku
duduk disini?’’ Tanyaku pada seorang gadis.
‘’Iya, boleh kok. Siapa namamu?’’
‘’Riska, kalau kamu?’’
‘’Aku Siska.”
Siska adalah orang yang pertama aku kenal di kelas 7D. Setelah
mengikuti MOS dengan berbagai aktivitas yang cukup melelahkan selama tiga hari,
tibalah saatnya untuk mulai pelajaran. Namun pelajaran hari ini banyak yang
tidak terisi, mungkin karena guru – guru banyak tugas yang belum
terselesaikan. Waktu jam kosongpun
digunakan untuk bermain, bercerita, main ke kelas lain, dan ada juga teman yang
merasa jenuh. Saat jarum jam berputar dan menunjuk angka satu, bel sekolah
berbunyi ( teeet…teeet…teeet…teeet), saatnya pulang sekolah.
Sore hari badanku rasanya pegal – pegal, bayangkan saja aku
harus bangun jam lima pagi dan berangkat sekolah jam setengah enam, itu karena
jarak rumahku dengan sekolah 23 km. Aku berangkat kesekolah menggunakan
angkutan umum selama satu jam, apalagi kalau angkotnya penuh, harus berdiri
dipinngir pintu masuk dengan tangan
berpegangan pada pintu angkot, belum lagi terpaan angin yang kencang dipagi
hari. Belum lagi kalau pulang
sekolah,panas-panas harus berjalan kaki dari sekolah sampai pasar yang jaraknya
kira-kira 1 km, dan naik angkot lagi untuk sampai ke rumah. itulah yang aku
lakukan setiap aku pergi dan pulang sekolah. Sesampainya aku di rumah aku
langsung menghampiri Ayah.
‘’Ayah, badanku pegal-pegal nih, aku capek harus bolak-balik
dari rumah ke sekolah.’’ Sambil tanganku memijat lenganku.
‘’Iya, ayah juga ngerti nduk.’’
‘’Terus bagaimana?”
‘’Ya sudah….. besok kita cari kost buat kamu.’’
‘’Ok. makasih ya ayah.’’
Hari ini adalah hari minggu terbebas dari urusan sekolah, hari
ini Aku dan keluargaku rencananya ingin mencari kost untuk aku mengingat jarak
rumahku yang jauh dengan sekolah. Aku mencari kost yang kiranya jarak dari
sekolah tak jauh, dan untunglah ada saudaraku yang menunjukkan rumah yang
menyewakan kamar-kamarnya untuk orang yang ingin kost. Kost ini berada di gang
Aren nomor 25, saat aku lihat rumah ini tempatnya cukup sederhana. Bahkan rumah
ini hanya mempunyai halaman yang lebarnya satu meter.
‘’Assalamu’alaikum.’’Ucap ayah sambil mengetuk pintu.
‘’Wa’alaikumsalam, ya silahkan masuk pak,silahkan duduk.’’
‘’Iyya
terimakasih, kedatangan kami kemari ingin mencari tempat kost, apa disini masih
ada kamar yang kosong Mbah?”
‘’Iya, masih ada pak.’’
Kamipun
mengobrol sambil bertanya-tanya pada pemilik kost. Pemilik kost tersebut bernama
mbah Karto, mbah Karto sudah tua terlihat dari rambutnya yang berwarna putih
dan wajahnya yang memang sudah tua, kira-kira berumur 70 tahun, tapi jangan
salah mbah Karto walapun sudah manula tetapi terlihat cantik, pendengarannya
masih tajam, penglihatannya juga masih baik.
‘’Oia, silahkan lihat kamarnya dulu!’’Pinta mbah Karto.
‘’Iya mbah.’’
Kamipun melihat kamarnya.
Kamarnya ada 4 dengan tempat tidur dua, di atas dan dibawah. Setiap
tempat tidur bisa juga ditempati oleh 2 orang. Dan akhirnya mulai hari ini aku
memutuskan untuk kost disini, aku sekarang akan bertempat tinggal di rumah
orang dan membawa sebagian bajuku dan beradaptasi dengan orang-orang yang ada
di kost dan juga harus meninggalkan rumah, berpisah dengan orang tua selama
berhari-hari. Aku di kost ini sekamar dengan mba Anjar, dia juga satu sekolah
denganku, tapi dia sudah kelas 8. Ada juga yang seangkatan denganku namanya Lia,
dia kelas 7E.
Saat pagi datang, aku terbangun dari tidurku yang baru pertama
kali tidur di kost, rasanya masih ngantuk, tetapi bagaimana lagi aku harus
sekolah. aku mulai menyantap sarapan pagiku, yang dibawakan oleh mas Toni, dia
adalah seorang pengantar catering.
‘’Ini mbak cateringnya, Silahkan di makan mumupung masih
hangat!”
‘’Iya mas, lauk dan sayurnya apa?”
‘’Lauknya bergedel sama sayurnya tumis kangkung.”
Ini pertama kalinya aku sarapan pagi di kost. Jam setengah tujuh aku berangkat sekolah
dengan teman-teman kost berjalan kaki, 5 menit jalan kakipun tidak terasa
capeknya karena dijalan tadi asik mengobrol. Kelas 7D letaknya dilantai dua,
jadi aku juga harus melewati tangga tersebut dan sampailah dikelasku. Terdengar
bel sekolah berbunyi, saatnya bersiap-siap untuk menerima pelajaran pagi ini. Jam
pertama pelajaran hari ini adalah Matematika, cukup fresh juga kalo pelajaran
matematika diisi pada pagi hari. Saat
guru Matematika masuk , semua anak-anak
diam. Guru ini berwajah judes dan kelihatannya galak terlihat dari matanya yang
tajam dan nada bicaranya yang cukup keras, nama guru ini adalah ibu Elis. baru
menerangkan sedikit, aku disuruh maju oleh ibu guru untuk mengerjakkan soal
dipapan tulis.
‘’Kamu
yang duduk didepan,ayo maju kerjakan soal ini!’’ Ucap bu Elis dengan suara
galaknya sambil mengacungkan jari ke arahku.
‘’Iya
bu.’’ Sambil berjalan maju kedepan dengan perasaan deg-degan.
Rasanya takut sekali karena ini pertama kalinya aku maju dan kalau
salah pasti malu sama teman-teman. Dan akhirnya aku cuma bisa mengerjakan tiga
nomor dari lima soal, tapi itu tak masalah juga, karena itu bukan ulangan. Setelah
enam jam duduk di bangku kelas akhirnya inilah waktu yang aku tunggu, pulang
sekolah! saat keluar dari sekolah rasanya aku lapar, aku mengajak temanku Siska
untuk membeli snack di Warcil, rasanya belum kenyang juga lalu aku menghampiri
gerobak penjual batagor dan beli sebungkus.
Saat tiba dikost, aku bingung ingin beraktivitas apa,
terlintas di pikiranku, rasanya ingin pulang dan berkumpul dengan orang tua.
Tapi itu semua rasanya tiba-tiba hilang,karena teman kostku mengajak pergi keluar untuk sekedar
jalan-jalan atau mencari angin. Saat sang fajar mulai tenggelam , dan siangpun
berganti malam, kamipun bergegas pulang kembali kekost, terlintas terdengar
suara yang begitu tegas dan lantang.
“Ayo shalattttttt!
Jangan nonton tv terus.” Kata mbah
dengan suara lantangnya.
‘’Nanti mbah.. kan nanti masih ada waktu.’’ Jawab aku dan
teman-teman kost.
‘’Lhoo..
gak boleh gitu. Shalat yang baik itu kalau kamu dengar adzan langsung bergegas
ambil air wudlu, jangan bilang nanti.”
‘’Iya
mbah.”
Mbah Karto memang selau
mengajarkan kami yang baik, bagiku mbah adalah orang tuaku di kota Gombong ini.
Setelah semuanya selesai aku melanjutkan aktivitasku untuk belajar ataupun
sekadar membaca buku pelajaran, lama kelamaan aku jenuh banget dan mata ini
terasa sangat sulit dikendalikan untuk membaca,ngantuk berat sudah menghinggapi
diriku. Akupun mulai menutup lembaran buku tebal itu. Mbak Anjarpun memanggilku
dan mengajakku tidur. Aku mulai berbaring dan memejamkan mata tapi rasanya
semakin aku memejamkan mata rasanya semakin sulit, hal itu membuatku mulai
memikirkan betapa sulitnya hidup didaerah lain yang jauh dari orangtua dan
sanak saudara. Ini semua adalah tantangan baru dalam hidupku untuk menjalani
tahap dalam proses belajar menjadi
mandiri dan proses menjadi diriku yang sebenarnya, dari sinilah aku tersadar
bahwa betapa sulitnya mencari ilmu untuk mencapai cita-cita. dengan umurku yang
masih muda belia aku harus jauh dari orang tua, aku harus hidup sendiri dan
melakukan sesuatu sendiri. Tapi aku yakin bahwa ini adalah awal dari jalan
untuk menuju kesuksesan dimasa mendatang. Karena menuju sukses itu membutuhkan
usaha dan pengorbanan.
Lambat laun waktu mulai berjalan, tak terasa aku hidup dikost
sudah tiga tahun. Aku sudah lulus SMP dan sekarang aku bakal
melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi yaitu SMA. Senang juga bisa
duduk dibangku SMA, hal ini yang aku tunggu! Kalau aku di SMA aku juga bakal
ngkost,aku juga memikirkan, apakah ibu kostku yang besok baik?
Aku sekarang kelas X,rasanya seneng banget bisa memakai
seragam putih abu-abu. Disekolah temanku lumayan banyak, tak seperti di SMP
teman dekatku cuma dua. Pokoknya di SMA
asik deh !
Pulang sekolah ini aku dan temanku ingin makan siang sambil
menjernikan pikiran kita, setelah seharian berfikir. Aku sering juga kalau
setelah pulang sekolah pasti makan siang dulu,walaupun cuma di warung mie ayam
atau bakso tapi kadang kalau lagi banyak uang pasti nongkrong di Cafe dekat
sekolah.
Hari ini ulangan ekonomi, buseett deh ! soalnya susah banget.
Sampe bikin kepalaku puyeng wajar juga sih soalnya aku tidak belajar tadi malam
dan ulangan ini tak diberitahu dulu oleh ibu guru. Tapi semua itu terasa hilang
di bebanku setelah ada cowok yang menghampiriku, dia Dimas. Dia adalah cowok
yang aku taksir diwaktu MOS,waktu pertama aku lihat dia, rasanya berbeda saja,
Mungkin ini cinta pada pandangan pertama kali ya?
‘’Ris..gimana tadi ulangannya, sukses kan?” Tanya dimas
padaku.
‘’Iya gitu dim, Agak hancur juga. Kalau kamu?”
‘’Kalau
aku juga hancur juga sih, aku tadi malam gak belajar sama sekali. Oia, nanti
kamu ada acara gak, aku mau ngajakin kamu buat nonton futsal, aku juga main
lho. Kamu mau ya?”
”Haa?
Apa? Oke deh kalau gitu.” Jawabku sambil salah tingkah.
‘’Makasih
yaa, ntar aku jemput kekost kamu.”
Rasanya seneng banget hari ini, Dimas mengajakku untuk nonton
futsal, apakah dimas juga suka sama aku ? Hhhhh bingung juga sih kalau dibilang
begitu. Tapi yang penting aku seneng banget hari ini, Semua permasalahankku di
sekolah rasanya hilang seketika.
Saat pulang dari nonton futsal dimas mengajakku untuk makan
disebuah cafe. Dan bayangkan saja di cafe dia mengungkapkan isi hatinya
kepadaku. Dia ternyata juga suka padaku. Saat itulah aku dan dimas pacaran,
baru kali ini sih aku merasakan yang namanya pacaran. Semoga saja hubungan aku
dan Dimas baik-baik saja sampai kapanpun. Tapi aku juga harus ingat disini aku
juga harus giat belajar, semoga dengan adanya dimas, dia bisa menjadi
penyemangat hidupku.
****
“Assalamualaikum buuu.”
“Wa’alaikumsalam, baru pulang?”Tanya ibu kost padaku.
“Iya buu, tadi habis nonton futsal.”
“Oh.. ya sudah sana mandi, mumpung masih sore.”
“Iya bu.”
Malam ini aku bingung
ingin beraktivitas apa, jenuh rasanya, jangankan tv, radiopun tak ada dikost
sekarang ini. Huuufff! Hari-hariku dikost sekarang memang beginilah, tak ada
hiburan. Yang aku lakukan dengan teman kost hanya belajar, tidur dan makan.
Tetapi aku harus tetap semangat! Walaupun tak ada hiburan tak apa-apa. Aku bisa
mencari hiburan di luar sana. Aku mulai terlelap tidur dan terasa nyenyak
sampai-sampai jam bekerku berbunyi ( kriiiiiing…krrriiinggggg). Ya ampun sudah
pagi lagi!
Bel sekolah berbunyi Teng..teng..teng. Segeralah aku berangkat
ke sekolah. Untunglah hari ini tidak ada pelajaran, karena sekolah mengadakan
class meeting. Asik juga terbebas dari pelajaran. Saat aku pulang sekolah aku
baru ingat kalau besok Sabtu ada ulangan matematika, ada materi yang belum aku
mengerti. Aku mengambil ponsel didalam tasku.
Dim…. Besok Sabtu
ada ulangan matematika,
belajar bareng yuk!
Siapa tahu kita bisa sharing.
Gimana? Soalnya ada
juga yang aku belum ngerti.
Ni
orang kemana sih, kok belum balas sms aku..
Iyaa, boleh juga ide kamu. Aku setuju
banget.
Aku juga banyak yang belum ngerti kok.
Yesss ! kali ini ulangan matematikaku sukses. Untung
kemarin belajar sama dimas. Coba kalau gak bakal hancur ulangan kali ini.
Setelah
dua tahun berlalu aku sekarang sudah kelas XII, rasanya tak terasa sebentar
lagi aku sudah lulus, di kelas XII ini
aku harus lebih belajar giat, semoga saja besok aku lulus dengan nilai yang
memuaskan, dan juga bisa mengerjakan soal tes masuk ke perguruan tinggi. Tak
terasa juga aku hidup jauh dari orang tua hampir enam tahun. Selama aku hidup
di Gombong, aku banyak belajar tentang hidup yang mandiri, ternyata itu bukan
hal yang mudah. Jika kita mampu untuk menjalani kehidupan ini, maka yakinlah
bahwa hidup ini akan terasa menyenangkan.
ayo tambah lagi postingannya... hehe
BalasHapus