Prinsip-prinsip
Penilaian
Dengan
adanya penilaian keberhasilan guru dan anak didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran dapat diukur dan kita dapat mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Adapun prinsip-prinsip penilaian, yaitu:
1. Menyeluruh
Penguasaan
kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar
kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik
menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan
nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan
hasil belajar.
2.
Berkelanjutan
Disamping
menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan
dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung ( dampak
intruksional/pembelajarn) maupun dampak tidak langsung dari proses pembelajaran
.
3.
Berorientasi pada indikator ketercapaian
sistem
penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang
sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar
kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian memberikan gambaran mengenai
sampai seberapa indikator kemampuan dasar dalam suatu mata pelajaran telah
dikuasai oleh siswa.
4.
Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem
penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.
misalnya, jika pembelajaran mendekatan penugasan tugas promblem-solving maka
evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) maupun produk
atau hasil melakukan problem-solving,
(Drs.
Asep Jihad, 2010: 63)
Instrumen Penilaian
a. Jenis-jenis
penilaian
Adapun
jenis-jenis penilaian. Diantaranya adalah:
1. Kuis,
kuis ini berbentuk isian singkat biasanya menanyakan hal hal yang bersifat
prinsip. Kuis dapat dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Kuis ini bertujuan
untuk mengungkapkan kembali penguasaan pelajaran oleh siswa.
2. Ulangan
harian, yaitu ujian yang biasa dilakukan setiap saat. Bentuk soal yang
digunakan lebih baik jika uraian.
3. Pertanyaan
lisan di kelas, yaitu guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siwa dengan
tujuan mnguatkan pemahaman terhadap konsep. Teknik bertanya yang baik yaitu
mengajukan pertanyaan dengan jelas, lalu memberikan waktu kepada siswa untuk
menjawab.
4. Tugas
Individu, yaitu suatu jenis penilaian yang berupa tugas bertujuan untuk memperkaya materi
pembelajaran siswa. Misalnya tugas mengamati gejala atau fenomena di lingkungan tempat tinggal siswa.
5. Tugas
kelompok, yaitu tugas untuk siswa yang dikerjakan oleh kelompok siswa. Jenis
tugas kelompok biasanya digunakan untuk menilai kemampuan kerjasama di dalama
sebuah kelompok. Bentuk soalnya adalah uraian bebas dengan tingkat perpikir
yang tinggi.
6. Ujian
sumatif, yaitu ujian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap Standar
Kompetensi. Ujian sumatif bisa disebut juga dengan ujian semester. Bentuk soal
yang digunakan sebaiknya berupa tes
objektif dengan seluruh variasi.
b. Bentuk
instrumen Tes dan Non tes
Penilaian
juga dapat dilakukan dengan instrumen dalam bentuk tes dan non tes
1. Bentuk
Instrumen Tes
Bentuk
tes terbagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk soal uraian dan objektif. Soal
uraian dapat dibedakan:
a) Soal
Uraian bebas, digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa atau tanggapan
terhadap suatu objek. Siswa yang mempunyai banyak pengetahuan maka dapat
mengembangkan jawabannya dengan luas, sedangkan siswa yang kurang adanya
pengetahuan maka akan kurang dalam mengembangkan jawabannya.
b) Soal
uraian terbatas, yaitu pertanyaan terbuka tetapi jawabannya sudah ditentukan, Sebagai
batasannya dapat berupa jumlah acuan, ataupun aspek materi. Jadi dalam soal uraian terbatas siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan kriteria lain.
c) Soal
uraian terstrur, yaitu soal yang mengharuskan siswa untuk menjawab pertanyaan
berdasarkan data yang tersedia.
Soal
objektif juga memiliki variasi, yaitu: isian singkat, benar salah, menjodohkan,
pilihan ganda, melengkapi pilihan, hubungan antar hal, tinjauan kasus, pilihan
ganda komplek, dan membaca diagram.
2.
Bentuk Instrumen Non Tes
a)
Observasi
Observasi
dapat dilakukan pada waktu siswa melakukan proses pembelajara, baik sada saat
di dalam kelas maupun pada saat study lapangan. Ketika suatu kemampuan muncul
maka akan menggambarkan tingkat kemampuan yang dikuasai. Jika guru ingin
meng-observasi maka harus mempersiapkan lembar observasi. Observasi biasanya
digunakan untuk menilai perbuatan, terutama aspek keterampilan tertentu.
b)
Penugasan
Penugasan
dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok, biasanya guru dalam
memberikan penugasan, guru juga
memberikan batas waktu untuk mengerjakan tugasnya, baik mengerjakan
tugas tersebut di sekolah maupun di rumah.
c)
Dokumentasi
Penilaian
dilakukan dengan cara melihat karya siswa yang diperoleh selama melakukan
kegiatan pembelajaran. Dokumen hasil karya siswa dapat berupa kliping, diskusi
dalam sebuah kelompok, laporan pengamatan di lapangan, makalah, dan lain-lain.
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar